Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Beras Naik, Menteri Pertanian Sebut Karena Kenaikan Tarif Logistrik, Jokowi Minta Intervensi

Perum Bulog diminta melakukan intervensi di lapangan untuk menyikapi kenaikan harga beras.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Harga Beras Naik, Menteri Pertanian Sebut Karena Kenaikan Tarif Logistrik, Jokowi Minta Intervensi
Tribunnews/Jeprima
Pembeli memilih beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur. Harga rata-rata beras medium pada periode Juli-September 2022 yang mengalami kenaikan di atas harga eceren tertinggi (HET). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran untuk melakukan stabilisasi harga beras di lapangan yang saat ini mengalami kenaikan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasim Limpo yang ditemui usai bertemu Presiden Jokowi pada Senin (17/10) menyampaikan, stok beras secara nasional mencukupi dan aman.

Hanya saja yang menjadi pertanyaan presiden ialah harga beras yang saat ini cenderung naik. Oleh karena itu, Perum Bulog diminta melakukan intervensi di lapangan untuk menyikapi kenaikan harga beras.

Baca juga: Harga Beras Naik, Menteri Perdagangan Diminta Presiden Jokowi Lakukan Stabilisasi Harga

"Bulog diminta untuk melakukan intervensi pembelian semaksimal mungkin, sehingga katakanlah netralisasi harga dan lainnya bersama Mendag bisa dilakukan. Kita diperintahkan [presiden] untuk bersama-sama turun Mendag, Mentan, Badan Pangan Nasional dan Bulog untuk melakukan netralisasi di bawah [koordinasi] Pak Menko," kata Syahrul yang dikutip dari Kontan.

Menurutnya, penyebab harga beras tinggi dikarenakan beberapa faktor di lapangan. Salah satunya ialah kenaikan dari tarif logistik dan transportasi.

Dari pertemuan kemarin sore bersama Jokowi, Syahrul mengatakan bahwa Bulog diminta untuk melakukan penyerapan hingga 1,2 juta ton.

Oleh karena itu pihaknya akan menyerahkan data kepada Bulog mengenai wilayah mana saja yang sedang panen, sehingga Bulog dapat melakukan penyerapan dengan maksimal.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menuturkan bahwa, tahun ini data beras diprediksi bagus. Dimana Ia menyebut dari luas panen, produksi hingga produktivitas padi naik.

Berita Rekomendasi

"Intinya tahun ini prediksi data beras bagus, naik, luas panen naik, produksi naik produktivitas naik," kata Suwandi ditemui di Kawasan Istana Negara, Jakarta, Senin (17/10).

Ia menjelaskan, kondisi panen tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Dimana panen tahun ini diperkirakan dapat mencapai 718.000 ton beras.

Disinggung apakah curah hujan yang tinggi akan berpengaruh pada produksi padi. Suwandi mengatakan justru saat ini waktu yang tepat untuk bertanam di lahan yang sebelumnya kering. Ia menegaskan bahwa Kementerian Pertanian tetap fokus pada peningkatan produksi beras.

Baca juga: Harga Beras di Pasar Induk Cipinang di Atas HET Mencapai Rp9.834 per Kg, Ini Sejumlah Penyebabnya

Diketahui, harga rata-rata beras medium pada periode Juli-September 2022 yang mengalami kenaikan di atas harga eceren tertinggi (HET).

Tercatat, harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta Timur untuk jenis medium di level Rp9.834 per kg atau sudah melebihi HET Rp9.450 per kg.

Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, kenaikan harga beras medium karena adanya kenaikan bahan pendukungnya seperti pupuk hingga distribusi.

"Hal ini tidak bisa dihindari karena pupuk, biaya tanam, dan biaya distribusi juga naik. Tetapi harusnya tidak terlalu tinggi kenaikannya," kata Arief dalam keterangannya, Senin (3/10/2022).

(Tribunnews, Ratih Waseso/Kontan)

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas