Suku Bunga Acuan Naik Jadi 4,75 Persen, IHSG Langsung Melonjak 1,75 Persen ke Level 6.980
Tercatat 350 saham naik, 196 saham turun, dan 158 saham stagnan. Total volume perdagangan 24,83 miliar saham
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (20/10/2022) bersinar cerah.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini berakhir dengan kenaikan yang cukup signifikan.
Mengutip Kontan dan RTI, IHSG naik 1,75 persen atau 120,236 poin ke level 6.980.652.
Kenaikan ini terjadi setelah Bank Indonesia mengumumkan kenaikan suku bunga acuan menjadi 4,75 persen.
Tercatat 350 saham naik, 196 saham turun, dan 158 saham stagnan. Total volume perdagangan 24,83 miliar saham dengan nilai transaksi capai Rp 14,85 triliun.
Baca juga: IHSG Berakhir di Zona Hijau dengan Nilai Transaksi Sebanyak Rp11,39 Triliun, 275 Saham Menguat
Seluruh 11 indeks sektoral menopang langkah IHSG hari ini. Tiga indeks dengan kenaikan tertinggi yaitu IDX-Energy 2,84 persen, IDX-NonCyc 2,50%, dan IDX-Basic 1,41%.
Saham-saham top gainers LQ45:
- PT Timah Tbk (TINS) naik 7,31% ke Rp 1.395
- PT Medco Energi International Tbk (MEDC) naik 6,74% ke Rp 1.030
- PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) naik 6,01% ke Rp 970
Saham-saham top gainers LQ45:
- PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) turun 2,39% ke Rp 9.200
- PT Bank Jago Tbk (ARTO) turun 2,26% ke Rp 5.400
- PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) turun 1,82% ke Rp 5.400
Sebelummnya, Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur BI Oktober 2022. Kali ini, BI mengerek BI 7-Days Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75%.
Selain mengerek suku bunga acuan, BI juga menaikkan suku bunga deposit facility sebesar 50 bps menjadi 4% dan suku bunga lending facility sebesar 50 bps menjadi 5,5%.
Baca juga: IHSG Berakhir di Zona Hijau dengan Nilai Transaksi Sebanyak Rp11,39 Triliun, 275 Saham Menguat
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan BI dalam menaikkan suku bunga acuan ini sebagai langkah front-loaded, pre-emptive, dan forward looking dalam menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran lebih cepat dari target.
“Kami ingin memastikan inflasi inti kembali ke kisaran sasaran, yaitu 3% plus minus 1% pada paruh pertama tahun 2023," tutur Perry dalam pembacaan hasil Rapat Dewan Gubernur BI Oktober 2022, Kamis (20/10). (Yudho Winarto)