Ekonom Sebut 5 Industri yang Paling Berisiko Selama Resesi
Dengan ketakutan resesi yang meningkat, para pekerja profesional di AS mengkhawatirkan status pekerjaan mereka di masa depan
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
Itu akan berlaku untuk resesi berikutnya, mengingat kenaikan suku bunga dan rekor inflasi yang tinggi, tambah Pollak.
Konstruksi dan manufaktur mengalami penurunan yang cukup besar dalam jumlah pekerja selama "Resesi Hebat", yang terjadi pada 2007 hingga 2009, menurut data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS.
Pollak memperkirakan manufaktur dan konstruksi akan mengalami penurunan jumlah pekerja jika resesi datang, karena konsumen cenderung menunda pembelian besar, termasuk rumah dan mobil baru selama penurunan ekonomi terjadi.
Baca juga: Pemerintah Sebut UMKM Mampu Jadi Ujung Tombak Hadapi Resesi
Namun, sulit untuk yakin dalam memprediksi apa yang akan terjadi selama penurunan ekonomi berikutnya berdasarkan resesi masa lalu, kata kepala ekonom di sebuah organisasi kebijakan publik yang meneliti masalah ekonomi Economic Innovation Group, Adam Ozimek.
“Ini adalah ekonomi yang benar-benar aneh. Kami keluar dari peta dalam banyak hal, karena sudah lama sejak kami memiliki ekonomi yang terlalu panas dan terutama yang masih memiliki banyak kendala sisi penawaran … Saya tidak yakin sejarah masa lalu adalah akan menjadi panduan yang berguna bagi kami,” kata Ozimek.
Ozimek optimis Federal Reserve AS (The Fed) dapat menekan laju inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi tanpa memicu resesi dan pengangguran yang tinggi, dengan merujuk ke 2018 saat The Fed menaikkan suku bunga dan merekayasa pendingan ekonomi yang tidak mengakibatkan resesi.
“Saya rasa belum waktunya untuk panik. Risiko resesi itu nyata, tetapi saya pikir ada juga peluang bagus kita tidak mengalami resesi sama sekali,” tambahnya.