Bos The Fed Beri Sinyal Perlambatan, Pangkas Suku Bunga Secara Bertahap Dalih Tekan Inflasi AS
The Fed menyatakan bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) akan memangkas suku bunga secara bertahap dan berhati-hati selama beberapa bulan mendatang.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Jerome Powell, ketua Federal Reserve (The Fed) menyatakan bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) akan memangkas suku bunga secara bertahap dan berhati-hati selama beberapa bulan mendatang.
Sinyal perlambatan ini diungkap The Fed dalam pidato yang disampaikan di Dallas. Powell berdalih pemangkasan perlu dilakukan untuk menekan inflasi yang terus berlanjut. Mengingat baru-baru ini Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan adanya peningkatan laju inflasi yang melesat 2,6 persen dari secara year on year (yoy).
“Perekonomian tidak mengirimkan sinyal apapun bahwa kita perlu terburu-buru menurunkan suku bunga,” kata Powell dalam Berbagainya untuk pidato di hadapan para pemimpin bisnis di Dallas, mengutip dari CNN International.
Baca juga: Data Inflasi AS Melebihi Ekspektasi, Harga Bitcoin Bertahan di Posisi 62.000 Dolar AS
“Kekuatan yang kita lihat saat ini dalam perekonomian memberi kita kemampuan untuk mendekati keputusan kita dengan hati-hati.” tambah Powell.
Meski inflasi AS tengah mengalami kenaikan, namun Powell optimis terhadap kondisi ekonomi AS saat ini, dengan menyebutkan pertumbuhan domestik AS yang terbaik dari semua ekonomi utama di dunia.
“Inflasi berjalan jauh lebih dekat dengan sasaran jangka panjang kami sebesar 2 persen, tetapi belum sampai di sana. Kami berkomitmen untuk menyelesaikan pekerjaan ini,” kata Powell.
Sebelum Powell merilis risalah perlambatan, pekan lalu The Fed telah menurunkan suku bunga acuan bank sentral sebesar 25 basis poin, mendorongnya turun ke kisaran antara 4,5 persen dan 4,75 persen.
Para ahli memprediksi Fed akan kembali menurunkan suku bunga sebesar seperempat poin pada Desember mendatang. Jika suku bunga federal terus turun, maka biaya pinjaman konsumen, seperti hipotek, pinjaman mobil, dan kartu kredit, diharapkan ikut menurun dari waktu ke waktu.
Baca juga: Rupiah Anjlok Imbas Data Inflasi AS dan Ketegangan Timur Tengah
Wall Street Merah
Pasar saham awalnya menguat setelah pemilihan presiden AS. Namun setelah bos The Fed merilis risalah pemangkasan suku bunga mayoritas saham AS langsung mencatatkan penurunan tajam pada perdagangan Wall Street, Jumat (15/11/2024).
Seperti indeks Dow Jones yang turun 207,33 poin, atau 0,47 persen, menjadi 43.750,86, diikuti indeks S&P 500 yang merosot 36,21 poin, atau 0,60 persen, menjadi 5.949,17, dan indeks Nasdaq Composite amblas 123,07 poin atau 0,64 persen menjadi 19.107,65.
Lebih lanjut, kabar mengenai penurunan suku bunga juga juga menghentikan “Trump Trades” kehilangan momentum karena reli pasar mereda. Tesla dilaporkan anjlok 5,8 persen, sementara indeks acuan saham berkapitalisasi kecil Russell 2000 turun lebih dari 1 persen dan berkinerja di bawah rata-rata utama.