Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Suku Bunga Acuan Bank Indonesia Naik, Pengembang Tidak Khawatir Jika Perbankan Naikkan Bunga KPR

Suku bunga KPR yang tinggi ini menyulitkan calon pembeli, sehingga penentuan harga dilakukan secara hati-hati.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Suku Bunga Acuan Bank Indonesia Naik, Pengembang Tidak Khawatir Jika Perbankan Naikkan Bunga KPR
Endrapta Pramudhiaz
President Director Gardens at Candi Sawangan Aditya Sutanto bersama Marketing Director Gardens at Candi Sawangan Aileen Chandra. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Pengembang properti tidak merasa khawatir apabila perbankan menaikkan suku bunga kredit, khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Pasalnya, bunga KPR di Indonesia kini memang sudah berada di angka yang tinggi.

President Director Gardens at Candi Sawangan Aditya Sutanto mengatakan, peminat properti rumah tidak akan berkurang apabila suku bunga KPR naik, sebab tempat tinggal adalah kebutuhan mereka.

“Tidak masalah suku bunga kredit naik karena biar bagaimanapun rumah ini sangat dibutuhkan. Orang kalau tidak beli sekarang makin hari akan makin kesulitan. Ini seperti ibaratnya orang terpaksa lah. Orang kalau lapar mau gak mau harus makan,” kata Aditya setelah konferensi pers peluncuran Cluster Rivergate di Sawangan, Depok, Sabtu (29/10/2022).

Baca juga: Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan, Bunga KPR BTN akan Ada Penyesuaian?

Ia sadar suku bunga KPR yang tinggi ini menyulitkan calon pembeli, sehingga penentuan harga dilakukan secara hati-hati.

“Memang jujur saja suku bunga di Indonesia ini sangat tinggi sekali. Ini yang memberikan kesuiltan orang untuk menyicil KPR. Oleh karena itu kami selalu mempertimbangkan secara harga,” ujar Aditya.

Berita Rekomendasi

“Karena kan sudah ada rasionya. Misalnya ada rumah seharga satu miliar, mereka harus nyicil satu bulan berapa. Mereka gabungan gaji antara suami dan istri berapa,” lanjutnya.

Tren peningkatan suku bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia (BI), diproyeksikan bakal memengaruhi kinerja Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Tanah Air.

Sebagai informasi, BI menetapkan kebijakan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 4,75 persen.

Awalnya, Bank Sentral sempat menahan suku bunga di angka 3,50 persen.

Lantaran ada kenaikkan inflasi nasional yang cukup tinggi, BI akhirnya memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan dalam kurun waktu 3 bulan berturut-turut.

Pengamat Properti dan CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda menyebutkan, kebijakan yang diambil BI sebenarnya merupakan langkah tepat.

Namun, lanjut Ali, adanya kebijakan tersebut memiliki dampak terhadap penurunan kinerja KPR.

Pasalnya, para perbankan akan mentransmisikan adanya kenaikkan suku bunga acuan BI dengan menaikkan suku bunga kredit.

"Hal ini pasti diikuti dengan kenaikan bunga KPR 1-2 persen. Setiap kenaikan bunga KPR 1-2 persen akan menurunkan pangsa pasar KPR 4-5 persen," ucap Ali.

Baca juga: Suku Bunga Acuan BI Naik, Bank Mandiri Optimis Kinerja KPR Tetap Tumbuh 8 Persen pada Tahun Ini

Penurunan kinerja KPR ini terjadi karena bunga KPR yang naik menyebabkan cicilan yang harus dibayar para debitur menjadi membengkak.

Bagi para pejuang KPR, khususnya segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), tentunya akan semakin berat.

"Untuk masyarakat MBR tentunya akan memberatkan cicilan yang akan naik Rp150-Rp300 ribu per bulan," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas