Jual 65,6 Miliar Batang Rokok, Sampoerna Raup Pendapatan Rp 83,4 Triliun
Presiden Direktur Sampoerna Vassilis Gkatzelis mengatakan, total volume penjualan perusahaan sebanyak 65,6 miliar batang
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) mencatat pangsa pasar sebesar 28 persen sampai akhir kuartal III 2022 secara tahun berjalan atau year to date (ytd).
Presiden Direktur Sampoerna Vassilis Gkatzelis mengatakan, total volume penjualan perusahaan sebanyak 65,6 miliar batang.
"Perusahaan melaporkan pendapatan bersih sebesar Rp 83,4 triliun, meningkat 15 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (1/11/2022).
Baca juga: Hingga Kuartal III 2022, Bank Sampoerna Bukukan Pendapatan Bunga Bersih Rp617 Miliar
Vassilis mengatakan, Sampoerna melaporkan pemulihan volume penjualan, pangsa pasar, dan pendapatan bersih secara bertahap di setiap kuartal pada 2022.
"Hal ini ditunjang oleh kekuatan portofolio kelompok merek Sampoerna A, Dji Sam Soe, dan Marlboro," katanya.
Selain itu, Sampoerna terus memperkuat jaringan penjualan di seluruh Indonesia, termasuk meningkatkan akses digitalisasi melalui ekosistem Sampoerna Retail Community (SRC) yang mencakup sekitar 200 ribu peritel tradisional yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Saat ini, Sampoerna tengah menghadapi dinamika yang sangat menantang, utamanya didorong oleh kenaikan cukai yang tinggi dan jauh di atas angka inflasi, serta membesarnya jarak tarif cukai antar golongan. Khususnya pada segmen sigaret kretek mesin (SKM) Golongan 2 dengan tarif cukai 40 persen lebih rendah dibandingkan dengan Golongan 1," tutur Vassilis.
Faktor‐faktor tersebut, ditambahkan dengan melemahnya daya beli perokok dewasa sebagai dampak dari pandemi, telah menyebabkan percepatan tren downtrading di mana perokok dewasa beralih ke produk dengan cukai dan harga lebih rendah.
Dia mengungkapkan, angsa pasar dan volume penjualan produk di Golongan 1 mengalami penurunan signifikan sejak tahun 2019.
Baca juga: Sampoerna Dorong Transformasi Industri Melalui Inovasi Produk Bebas Asap
Hal ini berbanding terbalik dengan meningkatnya pangsa pasar untuk produk dengan cukai dan harga lebih rendah Golongan 2 dan 3, dari 20 persen di tahun 2019 menjadi 36 persen pada kuartal III 2022.
"Kondisi ini berdampak langsung pada kinerja keuangan perusahaan, di mana laba bersih Sampoerna terus mengalami penurunan selama 3 tahun terakhir," ujar dia.
Vassilis menambahkan, profitabilitas Sampoerna telah menunjukkan indikasi kestabilan dan mengalami pemulihan secara bertahap, meskipun secara keseluruhan masih di bawah masa sebelum pandemi.
Adapun Sampoerna mencatat laba bersih sebesar Rp 4,9 triliun hingga kuartal III 2022 atau turun 11,7 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
"Penurunan laba bersih disebabkan karena perusahaan tidak dapat meneruskan sepenuhnya beban cukai yang meningkat kepada konsumen," pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.