Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pakistan Sepakat Impor 300.000 Ton Gandum Rusia

Pemerintah Pakistan telah menyetujui kesepakatan senilai hampir 112 juta dolar AS untuk mengimpor 300.000 ton gandum dari Rusia.

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Pakistan Sepakat Impor 300.000 Ton Gandum Rusia
SERGEI SUPINSKY / AFP
Ilustrasi panen gandum 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, ISLAMABAD – Pemerintah Pakistan telah menyetujui kesepakatan senilai hampir 112 juta dolar AS untuk mengimpor 300.000 ton gandum dari Rusia.

Kesepakatan yang disahkan oleh Komite Kerjasama Ekonomi pada Rabu (2/11), datang ketika Pakistan berjuang untuk menyeimbangkan ekonominya yang rapuh setelah dilanda banjir bandang besar beberapa waktu lalu.

Berdasarkan kesepakatan itu, gandum akan dipasok oleh Prodintorg, sebuah perusahaan negara Rusia.

Dikutip dari Aljazeera, Rabu (2/11/2022) Pakistan terakhir kali mengimpor gandum dari Rusia pada Juli 2020, dalam kesepakatan antar pemerintah lainnya untuk satu juta ton komoditas.

Baca juga: Ukraina Tuduh Rusia Halangi Penerapan Penuh Kesepakatan Gandum

Sebelumnya, Pakistan telah menetapkan tujuan untuk memproduksi 27 juta ton gandum di dalam negeri. Namun, karena sejumlah alasan, termasuk kelangkaan air dan pembangunan kembali lahan pertanian, para ilmuwan telah memperkirakan panennya akan dipangkas sebesar 15 persen.

Di samping itu, sebuah laporan pemerintah Amerika Serikat tentang pertanian memperkirakan bahwa produksi gandum Pakistan akan turun delapan juta ton karena banjir.

Berita Rekomendasi

Rapuhnya Perekonomian

Saat ini, situasi ekonomi Pakistan masih tergolong rapuh, meskipun menerima dana miliaran dolar dari lembaga keuangan global dalam beberapa bulan terakhir.

Sebuah laporan Bank Dunia pada Oktober mengatakan bahwa inflasi di Pakistan diperkirakan mencapai sekitar 23 persen pada tahun fiskal berikutnya karena gangguan terkait banjir dan kondisi eksternal yang sulit, termasuk kondisi moneter global yang lebih ketat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas