Pemegang Saham Restui Semen Indonesia Terbitkan 1,07 Miliar Saham Baru
Semen Indonesia (SIG) mendapat restu dari pemegang saham untuk melakukan Rights Issue.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Semen Indonesia (SIG) mendapat restu dari pemegang saham untuk melakukan penawaran umum terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue, melalui penerbitan saham baru sebanyak-banyaknya 1,07 miliar saham Seri B dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Hal itu diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada Jumat (4/11/2022).
Direktur Utama SIG, Donny Arsal menyampaikan, integrasi BUMN Sub-Klaster Semen antara SIG dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) merupakan inisiatif dalam mendukung agenda pemerintah untuk pembangunan Indonesia, serta pengembangan industri semen.
Baca juga: BUMN Semen Kantongi Laba Rp1,65 Triliun di Kuartal III
“Melalui integrasi ini, diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas dalam memenuhi permintaan semen, seiring dengan pemulihan ekonomi pasca pandemi, serta mendukung kelancaran penyediaan dan distribusi pasokan semen yang memadai untuk pembangunan nasional melalui penguatan posisi perusahaan BUMN Semen”, kata Donny dalam keterangannya.
Baca juga: Tekan Penurunan Emisi Karbon, BUMN Semen Kurangi Klinker Hingga Optimalkan Bahan Bakar Alternatif
Diketahui, dana hasil right issue nantinya untuk konsolidasi Semen Baturaja dalam perseroan.
Hal ini dilakukan melalui penyertaan 7,49 miliar saham seri B atau mewakili 75,51 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam SMBR, sebagai hasil Inbreng saham seri B milik Negara Republik Indonesia.
Inbreng saham sebanyak itu, berdasar penilaian KJPP Toto Suharto dan Rekan (TnR) dengan berlandas pada laporan keuangan periode 30 Juni 2022, setara Rp 2,84 triliun.
Hingga kuartal III 2022, perseroan membukukan laba bersih meningkat 18,9 persen menjadi Rp1,65 triliun dengan peningkatan marjin laba bersih 1,0 persen jadi 6,5 persen dibandingkan tahun lalu.