BCIC Fasilitasi Warga Negara Asing Cicil Hunian dengan Tenor hingga 30 Tahun
Direktur Utama Bank JTrust Ritsuo Fukadai meyakini bahwa peluang sektor properti untuk bangkit pada tahun ini terbuka lebar.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) melakukan penandatangan kerja sama dengan PT Pakuan Tbk (UANG), PT Jakarta Investindo Indonesia, dan KSO Vasanta Diamond untuk memfasilitasi pembiayaan kepemilikan tempat tinggal di kawasan hunian Shila Sawangan, Depok, Jawa Barat.
Direktur Utama Bank JTrust Ritsuo Fukadai meyakini bahwa peluang sektor properti untuk bangkit pada tahun ini terbuka lebar.
"Hal tersebut seiring dengan upaya pengendalian pandemi Covid-19 yang berjalan baik seperti capaian vaksinasi penguat (booster) terus meningkat dan angka penyebaran dapat dikendalikan," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (9/11/2022).
Baca juga: Nunggak KPR Tiga Bulan, Jessica Iskandar: Jujur, Saya Nelangsa
Menurut dia, kerja sama ini juga sebagai dukungan kepada masyarakat agar memiliki tempat tinggal yang mengedepankan kehidupan berkelanjutan, berkualitas, dan bernilai investasi bagus.
“Didukung produk KPR kompetitif dengan bunga terjangkau dan jangka waktu pembiayaan hingga 30 tahun, memiliki hunian merupakan hal yang mudah," katanya.
Lebih lanjut, Ritsuo menambahkan, penawaran KPR dari perusahaan tersebut juga berlaku bagi Warga Negara Asing (WNA).
"Saat ini, belum banyak perbankan yang memberikan pelayanan produk KPR atau KPA (kredit pemilikan apartemen) bagi WNA," pungkasnya.
Sekadar informasi, per September 2022, Bank JTrust meraih laba bersih sebesar Rp 85,06 miliar dibanding rugi bersih Rp 337,94 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Capaian ini terutama didorong oleh pertumbuhan kredit bruto sebesar 75,79 persen menjadi Rp 17,61 triliun serta pertumbuhan simpanan nasabah sebesar 47,8 persen menjadi Rp 23,57 triliun pada September 2022 dibanding Desember 2021.
Selain itu, kondisi permodalan tetap kuat, di mana posisi modal inti minimum tercatat sebesar Rp 2,76 triliun dan rasio kewajiban penyediaan modal minimum bank 14,24 persen per September 2022.
Baca juga: Suku Bunga Acuan Bank Indonesia Naik, Pengembang Tidak Khawatir Jika Perbankan Naikkan Bunga KPR
Kemudian, didukung oleh pemegang saham pengendali, perusahaan berkomitmen untuk melakukan pemenuhan modal inti minimum sebesar Rp 3 triliun pada akhir 2022.
