Sido Muncul Dilema Menaikkan Harga Produk di Tengah Ancaman Resesi
PT Sido Muncul belum bisa memastikan adanya kenaikan harga produk-produk Sido Muncul, di tengah ancaman resesi global tahun depan.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Sido Muncul belum bisa memastikan adanya kenaikan harga produk-produk Sido Muncul, di tengah ancaman resesi global tahun depan.
Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan, pihaknya enggan menyangkal adanya kenaikan harga produk Sido Muncul. Namun, ia belum memastikan kenaikan tersebut secara pasti.
Sebab kata dia, pihaknya masih mempertimbangkan kondisi pasar dan kebutuhan masyarakat.
Baca juga: Sido Muncul Berikan Bantuan Rp 500 Juta untuk Cegah Stunting di Bali
"Ada hitungannya, belum tentu segitu (5 persen). Bisa 10 persen, bisa 4 persen, bisa 7 persen, tapi yang umum 8 persen yang lama. Tapi kan ada kompetisi, kompetitor kita ada yang naikin atau engga," kata Irwan di Kantor Sido Muncul, Jakarta Selatan, Sabtu (12/11/2022).
Lebih lanjut, Irwan berujar, adanya ancaman resesi global bakal berdampak pada inflasi harga produk-produk impor yang dipasok dari luar negeri.
"Kalo begini sudah pasti naik. salah satunya impornya kan ada bahan yang impor, packaging-nya kan impor. Biasanya naik 5-10 persen," ucap dia.
Baca juga: Sido Muncul Gelar Operasi Sumbing Bibir Gratis di RSUD Dr. Soedarso Pontianak
Dikatakan Irwan, kenaikan harga di tengah ancaman resesi bukan hanya sekedar melihat kondisi pasar. Melainkan, harus adanya pertimbangan secara matang menyangkut pertumbuhan pendapatan pada perusahaan.
"Kalau harga mesti naik itu biasalah karena ada inflasi ya, terus ada pertumbuhan. Jadi kita ngikutin, karena karyawan, distributor kita juga butuh, jadi kenaikan pendapatan perkapita nya naik. Itu bagian dari pertimbangan itu. Ada rumusnya," tuturnya.
Terakhir, Irwan menegaskan, pihaknya belum berencana menaikkan harga produk-produk Sido Muncul. Kata dia, fokus utama perusahaannya ialah meningkatkan daya beli masyarakat.
"Naik atau tidak itu bukan soal yang penting kemampuan daya beli dan pendapatan per kapita bertambah," tegasnya.