Bangun Fasilitas Produksi Hidrogen, Anantara Energi Teken MoU dengan Countrywide Hydrogen
Anantara Energi melanjutkan komitmen investasi untuk pembangunan Mega Proyek PLTS 3.5 GW yang akan dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Karimun
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anantara Energi (Perusahaan Gabungan ib vogt dan Quantum Power Asia) dan Countrywide Hydrogen sepakati kerjasama pembangunan fasilitas produksi Hidrogen dan amonia hijau.
Hal tersebut menindaklanjuti capaian penting Forum G20, terkait langkah strategis transisi energi global menuju pemanfaatan energi bersih dan berkelanjutan.
Anantara Energi melanjutkan komitmen investasi untuk pembangunan Mega Proyek PLTS 3.5 GW yang akan dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.
Baca juga: Kolaborasi Stakeholder Dinilai Bisa Perbaiki Iklim Investasi Migas saat Transisi Energi
Melalui Perusahaan Anantara Energi di Indonesia, pada Kamis (17/11/2022), telah ditandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Countrywide Hydrogen untuk mengkaji pembangunan fasilitas pembangunan hidrogen hijau di KEK Karimun.
Fasilitas produksi ini akan menjadi bagian dari Mega Proyek PLTS yang tengah dikembangkan ib vogt dan Quantum Power Asia dan telah memperoleh komitmen pendanaan dari lembaga keuangan hingga 6 miliar dolar AS.
Untuk menyiapkan studi konsep pembangunan fasilitas produksi hidrogen ini, Anantara Energi bekerja sama dengan perusahaan Australia, Countrywide Hydrogen. Countrywide Hydrogen adalah perusahaan global yang berinvetasi di bidang energi terbarukan dan terdaftar pada Bursa Efek Autralia dengan kode ASX-Listed ReNu Energy Limited (ASX:RNE).
Direktur Anantara Energi, Simon G. Bell mengatakan, pihaknya menyepakati kerja sama dengan Countrywide Hydrogen untuk bersama-sama melaksanakan dan mendanai studi konsep yang akan mencakup studi kelayakan tekno komersial yang tengah dilakukan untuk menyiapkan fasilitas produksi hidrogen dan amonia hijau di Indonesia.
“Kami telah menyepakati kerja sama dengan Countrywide Hydrogen untuk bersama-sama melaksanakan dan mendanai studi konsep yang akan mencakup studi kelayakan tekno komersial yang tengah dilakukan untuk menyiapkan fasilitas produksi hidrogen dan amonia hijau di Indonesia,” ujarnya.
“Setelah memperoleh hasil positif dari studi kelayakan dan studi konsep untuk fasilitas pembangunan hidrogen hijau, Anantara akan membangun, mendanai dan mengoperasikan 100 MWp Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang akan menyediakan kebutuhan energi bersih secara domestik dan menyediakan investasi yang lebih besar untuk pembangunan fasilitas produksi yang terus meningkat di KEK Karimun," tuturnya.
Fasilitas produksi hidrogen dan amonia hijau ini, lebih jauh, tidak hanya akan memenuhi kebutuhan energi bersih di Indonesia, tapi juga negara-negara lainnya di kawasan Asia dan potensi pasar di kawasan Eropa, setelah mencukupi kebutuhan energi bersih secara domestik di Indonesia.
Sementara itu, Managing Director Countrywide Hydrogen, Geoffrey Drucker mengatakan, studi konsep dan studi kelayakan akan secara efektif memungkinkan produksi mencapai 1.650 ton hidrogen per tahun di KEK Karimun dan mencakup investasi langsung mencapai 50 miliar dolar AS serta investasi tidak langsung di bidang infrastruktur dan industri rantai pasok lainnya.
Baca juga: Pastikan Transisi Energi, Aramco-Pertamina Kolaborasi di Seluruh Rantai Nilai Hidrogen dan Amonia
“Setelah hasil positif dari studi konsep dan studi kelayakan ini dicapai, maka diharapkan fasilitas produksi ini akan selesai dibangun pada tahun 2024 dan memulai produksinya di awal tahun 2025,” ujarnya.
Geoffrey mengatakan, hidrogen dan amonia akan memainkan peran penting dalam mencapai target nol emisi karbon untuk masa depan energi bersih di Indonesia dan Asia, menciptakan generasi pembangkit listrik tanpa emisi, transportasi untuk pertambangan dan proses industri lainnya.
"Kami berencana untuk memenuhi kebutuhan pasar yang kompetitif, dan pembangunan fasilitas produksi ini akan secara terus menerus diperluas untuk menjangkau pasar yang lebih besar di Asia Tenggara melalui skema ekspor energi yang disepakati," terangnya.
Anantara Energi saat ini telah menyiapkan lebih dari 600 hektare area untuk pembangunan Mega Proyek PLTS dan sedang berproses untuk memperoleh izin, juga komitmen pendanaan untuk pembangunan 3.500 MWp PLTS dengan kapasitas penyimpanan energi mencapai hingga 12 GWh di Kepulauan Riau.
Baca juga: Menteri ESDM Terbitkan Permen Nomor 12/2022 Sebagai Langkah Antisipasi Krisis Energi di Dalam Negeri
Proyek ini juga memiliki tujuan untuk menyediakan energi bersih untuk memenuhi kebutuhan lokal sebelum mengekspor listrik ke Singapura melalui 400 kV kabel bawah laut.
Sumber: Kontan