Program dari Pertamina Ini Bisa Bikin Pelaku UMKM Mendapatkan Cuan Makin Banyak
PT Pertamina (Persero) mendorong pelaku UMKM naik kelas di berbagai daerah melalui program Pertapreneur Aggregator.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Executive Facilitator MarkPlus Institute Eka J Budiman, menilai program Petrapreneur Aggregator sangat menarik dan mendukung Pertamina dalam menjalankan program-program semacam ini karena hasilnya pasti akan membantu UMKM.
"UMKM memang mampu untuk bangkit dan secara bersamaan membantu wilayahnya. UMKM lainnya yang belum mampu juga memberdayakan tenaga kerja di wilayah masing-masing yang juga akan menggerakan ekonomi wilayahnya," jelas Eka.
Denara Duta Mandiri Satya Narayana, menyampaikan senang dan bersyukur lolos ke babak final. Denara Duta Mandiri memiliki bisnis bidang kosmetik yakni body care dan spa product.
Denara Duta Mandiri sendiri telah menjadi binaan Pertamina sejak 2020 dan sudah dibina melalui program Go Digital, Go Global serta diajak untuk pameran INACRAFT 2022.
"Kami ikut masuk seleksi Pertamina Pertapreneur Agregator, dan dibimbing oleh pelatih dari MarkPlus, lalu juga berkesemptan diajak Pameran Trade Expo Indonesia 2022," terang Satya.
Selanjutnya, ia berencana fokus untuk mengembangkan digital marketing dan inovasi produk.
Baca juga: BRI Salurkan Kredit dan Pembiayaan Mencapai Rp1.111,48 Triliun, Mayoritas ke UMKM
Saya akan investasi besar-besaran di digital marketing baik menambah tim, menambah anggaran untuk promosi dan juga Investasi di pembelian bahan dan kemasan untuk produk, selain itu juga investasi untuk menambah tim RnD," imbuh Satya.
Pemilik Woodeco Indonesia Agung Setiawan, mengemukakan usahanya mengolah limbah serbuk kayu menjadi wood pellets yang telah menembus pasar ekspor, dimana bisnis yang dikembangkannya sangat inovatif karena setiap tahun mengeluarkan desain dan produk baru.
"Kami selalu menjadi inovator dalam produk yang kami hasilkan di pasar khususnya untuk ekspor," sebut Agung.
Apabila terpilih menjadi aggregator, Agung menjelaskan yang utama adalah mengenalkan produk Woodeco yang ramah lingkungan.
"Selain itu, kami akan menangkap peluang kolaborasi dengan UMKM lain untuk ikut serta dalam produksi dan pascaproduksi baik sebagai entrepreneur, suplier bahan baku maupun mencetak entrepeneur. Minimal sebagai reseller kami," ujarnya.
Agung menilai kelemahan UMKM indonesia adalah lemahnya literasi digital khususnya marketing online.
Dia berharap SMEPP dapat menjebatani UMKM untuk melek digital marketing dengan menggunakan lokal pasar internasional khususnya Alibaba.com.
"Kami siap menjadi mentor untuk program ini karena pengalaman kami sudah memasuki tahun kedua dengan menjadi Gold Supplier di Alibaba.com. Bahkan, tahun kemarin kami mendapat penghargaan sebagi Best Indonesia Suplier dari Alibaba Indonesia (ATT Group)," ucap Agung.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.