Fantastis, Alibaba Merugi Rp 45 Triliun Gara-gara Lockdown Covid-19 di China
Alibaba Group Holding Ltd. membukukan kerugian bersih sebesar 2,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 45 triliun di kuartal III 2022.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Amazon PHK Karyawan
Amazon, pesaing Alibaba kini juga mengalami penurunan kinerja hingga membuat perusahaan itu mem-PHK karyawannya tahun ini.
Bahkan, CEO Amazon, Andy Jassy mengumumkan rencana memperpanjang pemangkasan sejumlah karyawan Amazon hingga 2023 mendatang.
“Keputusan tersebut berlanjut hingga 2023, kami belum menyimpulkan secara pasti tetapi berapa tim akan terpengaruh,” ujar Jassy, Jumat (18/11/2022).
Pengumuman tersebut dia sampaikan usai Amazon melakukan PHK terhadap 10.000 pegawai yang akan mewakili karyawan dari berbagai tim termasuk layanan voice assistant Alexa, serta layanan pada perangkat dan buku Amazon pada awal pekan kemarin.
“Saya telah memegang peran ini selama sekitar satu setengah tahun, dan tanpa diragukan lagi, ini adalah keputusan tersulit yang pernah kami buat selama itu dan, kami harus membuat keputusan yang sangat sulit selama beberapa tahun terakhir, terutama di tengah pandemi,” tulis Jassy dalam sebuah memo yang dikirimkan kepada para pekerja.
Andy Jassy hingga kini masih belum menjelaskan divisi mana saja yang akan terdampak pemecatan pada 2023 mendatang.
Namun melansir dari Bloomberg pemangkasan diperkirakan akan menyasar sejumlah karyawan dari layanan Amazon seperti divisi perangkat kesehatan Halo, tim dari layanan robot Astro, divisi produk rumah pintar Kindle serta karyawan di dicspeaker Echo.
Tindakan yang dilakukan Amazon ini akan menambah beban pengangguran di Amerika Serikat.
Namun, terkait PHK ini manajemen Amazon menyatakan akan membantu pekerja yang terdampak PHK mendapatkan pekerjaan atau peran baru di dalam perusahaan.
Perusahaan teknologi yang berbasis di Seattle Washington ini juga akan menawarkan pesangon, tunjangan transisi, serta pembelian saham sukarela.
“Amazon akan menawari karyawan dengan posisi baru, namun bagi mereka yang tidak dapat menemukan posisi baru, Amazon akan memberikan pesangon, tunjangan transisi, dan dukungan untuk mencari pekerjaan di tempat lain.” kata Dave Limp, wakil presiden senior perangkat dan layanan Amazon.
Menurut informasi yang beredar, pemecatan oleh Amazon terjadi lantaran perusahaan saat ini tengah dilanda ketidakpastian ekonomi, akibat penurunan tajam pada pendapatan.
Selama beberapa bulan terakhir Amazon mengalami kerugian hingga 1 triliun dolar AS atau setara Rp 15 kuadriliun (dengan asumsi kurs Rp 15.694).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.