Presiden Jokowi Ingatkan Para Menteri: Hati-hati, Salah Buat Kebijakan Bisa Berdarah-darah
Posisi dunia global yang sulit di prediksi, sulit dihitung, sulit dikalkulasi, diperlukan hati-hati dalam membuat kebijakan.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menegaskan para menterinya, untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan ditengah situasi ekonomi global yang tak menentu.
Menurutnya, saat ini sudah ada contoh kongkret hasil dari pengambilan kebijakan yang tidak tepat, yakni negara Inggris.
Hal itu dia sampaikan dalam acara Munas HIPMI yang disiarkan secara virtual, Senin (21/11/2022).
"Hati-hati membuat kebijakan, begitu salah sedikit bisa berdarah-darah dan itu sudah ada contohnya. Saya kira sudara-saudara tau, Inggris. Salah sedikit kebijakan, hasilnya bisa kemana-mana," ujar Presiden Jokowi.
Baca juga: IMF: Hambatan Perdagangan China Picu Kontraksi Ekonomi Global
Dikatakan Presiden Jokowi, dirinya tak lelah mengingatkan para menteri di kabinet Indonesia maju, untuk tidak keliru saat menentukan kebijakan.
"Inilah yang kita tidak mau. Jadi saya selalu berpesan kepada seluruh menteri, hati-hati membuat kebijakan dalam posisi yang sangat rentan seperti ini. Jangan keliru, jangan salah," tegasnya.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi menuturkan, pengambilan kebijakan harus berpacu pada kebutuhan masyarakat Indonesia.
Dia pun kerap melakukan blusukan untuk meninjau ketersedian bahan pokok dan harga pangan di tengah masyarakat.
"Baru saja tadi pagi saya masuk ke pasar Boyolali. Saya cek harga-harga yang naik apa, harga yang stabil apa, supaya kita dapat feeling nya, jangan keliru kita membuat kebijakan," ujar Presiden Jokowi
"Ini betul-betul harus hati-hati dalam mengelola. Posisi dunia global yang sulit di prediksi, sulit dihitung, sulit dikalkulasi," sambungnya.
Adapun diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan, saat ini Indonesia berada di puncak kepemimpinan global setelah menyelesaikan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali kemarin dan memegang keketuaan ASEAN tahun depan.
Ini merupakan bentuk kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia yang harus dijaga.
"Kalau kita jadi pengusaha juga yang kita bangun adalah kepercayaan orang terhadap kita. Ini juga sebagai negara kita juga membangun kepercayaan internasional, kepercayaan global, kepercayaan negara-negara lain terhadap Indonesia," ujarnya.
Baca juga: KTT B20 Sukses Digelar, Arsjad Rasjid Ungkap Pentingnya Kolaborasi untuk Pemulihan Ekonomi Global
Presiden menjelaskan, kondisi perekonomian Indonesia yang baik jika dibandingkan dengan negara-negara G20 lain menjadi salah satu indikator kepercayaan dunia global terhadap Indonesia meningkat.
Seperti saat penyelenggaraan KTT G20 kemarin, ekonomi Indonesia di kuartal III tahun 2022 berada di angka 5,72 persen dan angka inflasi masih dalam posisi yang dapat dikendalikan.
"Hal seperti ini yang menumbuhkan kepercayaan, trust global terhadap kita. Kalau sudah muncul trust, muncul kepercayaan, apa yang akan terjadi. Sama seperti kalau kita pengusaha, punya perusahaan, punya produk, kalau dipercaya jual barangnya itu mudah," turunya.