Menggunakan PLTS, Pabrik Tepung Terigu di Medan Bisa Hemat Rp 3 Miliar per Tahun
PT Bungasari Flour Mills Indonesia gunakan PLTS Atap untuk pabriknya di Medan, Bungasari mampu hemat hingga Rp 3 miliar per tahun.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Arif Fajar Nasucha
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bungasari Flour Mills Indonesia atau Bungasari secara resmi memanfaatkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Atap untuk pabrik yang berada di Medan, Sumatra Utara (Sumut).
PLTS Atap berkapasitas 2.4 megawatt-peak ini tercatat sebagai yang terbesar di Sumut hingga saat ini dan terbesar pada kategori pabrik terigu di Indonesia.
Presiden Direktur PT Bungasari Flour Mills Indonesia Budianto Wijaya mengatakan, pemanfaatan PLTS ini sebagai upaya mendukung pemerintah menuju pencapaian target nol emisi pada 2060 dengan mendorong penggunaan energi baru terbarukan (EBT) sebagai sumber pasokan energi.
"Sudah saatnya kita, para pelaku industri pangan di Tanah Air, memulai melakukan transisi menuju energi hijau guna mengurangi efek global warming yang menggancam ketahanan pangan," ujar Budianto dalam keterangan tertulis, Kamis (24/11/2022).
Upaya Bungasari yang berorientasikan industri hijau di Medan ini bermula dengan menggandeng PT Xurya Daya Indonesia, guna mengoptimalkan program ramah lingkungan, dengan memanfaatkan energi terbarukan.
"Dengan beroperasinya proyek PLTS atap ini, Bungasari akan memproduksi sendiri energi listrik untuk kebutuhan pabriknya di Medan, dengan sumber tenaga surya sebesar 2.940.819 kilowatt-hour (kWh) per tahun atau setara dengan penghematan pengeluaran hingga Rp 3 milyar per tahun.
"Produksi energi listrik bersih tersebut juga setara dengan pengurangan karbon dioksida sejumlah 68.668.113 kg atau konsumsi listrik untuk 46,969 rumah atau green house gas (22.261.996 liter)," katanya.
Baca juga: Kejar Target 23 Persen Bauran EBT, PLTS Atap Sektor Komersial dan Industri Dikebut
Selain itu, dengan pemanfaatan sinar matahari sebagai sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan, Bungasari juga melakukan penghematan yang sebanding dengan penghematan emisi atas 14.704 kendaraan roda empat dan mendorong ekonomi hijau dengan perbandingan penanaman pohon sejumlah 881.414 pohon.
Selain menjalankan program EBT, Bungasari juga melakukan pemanfaatan energi gas buang yang bersumber dari gas engine di pabrik Cilegon.
Proyek ini akan memberikan manfaat penghematan energi listrik sejumlah 824.000 kWh per tahun atau kira-kira setara dengan jejak karbon (carbon foot-print) sejumlah 570 ton karbon dioksida per tahun.
Bagi Bungasari, program-program ini semakin mengukuhkan komitmennya terhadap pembangunan masa depan hijau dan berperspektif iklim.
"Di sisi lain, melalui pemanfaatan gas buang selama setahun, Bungasari dapat menghemat mencapai Rp3,15 milyar,” kata Budianto.