Direktur Utama Angkasa Pura II: Sektor Transportasi Udara Nggak Boleh Cengeng karena Pandemi
Tiga kekuatan utama di atas menjadi alasan mengapa Awaluddin mengatakan sektor transportasi udara tak boleh cengeng meski dihantam pandemi
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Angkasa Pura II (AP II) Muhammad Awaluddin berujar sektor transportasi udara tidak boleh cengeng meski dihantam pandemi selama dua tahun lebih.
Menurut dia, sektor ini memiliki kekuatan utama yang telah terbentuk 5-10 tahun ke belakang.
Pertama, sektor ini memiliki kapasitas yang bisa mendukung kebutuhan transportasi masyarakat secara besar.
Baca juga: Gencarkan Kolaborasi, Dirut Angkasa Pura II Ingin Tingkatkan Angka Traffic Passenger Pada 2023
"Sebagai gambaran, pada 2018 kita pernah menembus pergerakan penumpang dalam setahun itu 122 juta. Artinya, kita tinggal mengulang itu terjadi. Demand dan supply itu pernah terjadi. Itu yang saya sebut memiliki keunggulan dari sisi kapasitas," katanya ketika ditemui di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat beberapa hari lalu.
Kedua, sektor ini memiliki kemampuan dalam fleksibilitas.
Maksudnya, sektor transportasi udara dapat bergerak cepat memenuhi demand (permintaan) yang disebutnya elastis.
Awaluddin berujar ketika masa Ramadhan-Idul Fitri serta Natal-Tahun Baru, pihaknya selalu gerak cepat memenuhi permintaan yang ada.
"Ada istilah perpanjangan operating hours bandara. Kemudian ada juga istilah extra flight. Jadi, konsistensi kami untuk selalu memenuhi demand itu adalah sebuah prioritas," ujarnya.
Dalam memenuhi permintaan, bandara kerap beroperasi hingga tengah malam.
Baca juga: Angkasa Pura II Optimis Rasio Pemulihan Bandara Soekarno Hatta Capai 90 Persen Pada Akhir 2022
Ketiga, sektor transportasi udara memiliki kekuatan dalam hal konektivitas.
Awaluddin mengatakan secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan.
Hal itu membuat sektor transportasi udara mampu terbang ke pulau kecil secara cepat dan mudah.
"Bukan menafikan sektor transportasi lain, tapi memang fakta secara geografis Indonesia ya seperti itu," katanya.
Tiga kekuatan utama di atas menjadi alasan mengapa Awaluddin mengatakan sektor transportasi udara tak boleh cengeng meski dihantam pandemi dua tahun lebih.