Masuk Era Industri 4.0, Indonesia Dinilai Masih Kekurangan Talenta Digital
memasuki industri 4.0, Indonesia membutuhkan 23 juta pekerja yang perlu reskilling untuk menjawab tantangan 46 juta lapangan pekerjaan
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memasuki era Industri 4.0 yang lebih banyak menggunakan teknologi digital, Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) di tahun 2045.
CEO GreatNusa Michael Wijaya mengatakan saat memasuki industri 4.0, Indonesia membutuhkan 23 juta pekerja yang perlu reskilling untuk menjawab tantangan 46 juta lapangan pekerjaan yang memerlukan skill baru.
Baca juga: Edutech Ruangguru Gelar Ruang Literasi Digital
“Indonesia juga kekurangan 9 juta talenta digital,” kata Michael, beberapa waktu lalu.
Untuk menciptakan talenta profesional yang siap kerja dan siap dengan kemampuan teknologi digital di era industri 4.0, platform pembelajaran daring GreatNusa mengadakan GreatNusa Conference 2022 bertema “Membangun Kompetensi Talenta untuk Akselerasi Industri 4.0” di Auditorium Binus University di Alam Sutera, Tangerang Selatan, pada 23 November 2022.
Acara dihadiri sekitar 1.000 peserta secara onsite dan melalui online.
Baca juga: Ratusan Mahasiswa IPB Terjerat Pinjol, Kemendikbudristek Minta Kampus Beri Literasi Finansial
Pembicara dan moderator GreatNusa Conference 2022 diisi oleh pemimpin industri dari korporasi juga startup, kalangan praktisi profesional, hingga akademisi, diantaranya Indra Utoyo (Direktur Utama Allo Bank), Firdaus Alamsjah (Deputy CEO GreatNusa), Edward Suhadi (Creative Director Ceritera Storytelling Agency), Bhernadetta Pravita Wahyuningtyas (BINUS University), Esther Widhi Andangsari (Head of Psychology Department BINUS University), Eddi Danusaputro (CEO BNI Ventures), Norman Sasono (CTO Dana Indonesia), Nita Felia Pambudi (COO GreatNusa), Christine Manopo (CEO PT Sentra Lintas Cipta), Shanti Tolani (Country Head & Board of Director MMA Global-Indonesia), dan Andra Maulana (Managing Director CDP Indonesia).