Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menahan Diri Terhadap Produk Impor Bisa Perkuat Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar rupiah pada 28 November terkontraksi melemah 49,5 poin atau 0,32 persen ke posisi Rp 15.722 per dolar AS.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Menahan Diri Terhadap Produk Impor Bisa Perkuat Nilai Tukar Rupiah
Tribunnews/JEPRIMA
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Masagung Money Changer, Jakarta Pusat, Kamis (29/9/2022). Fenomena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang seluruh dunia semakin memperparah inflasi global hingga meningkatkan risiko resesi global 2023.  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fenomena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang seluruh dunia semakin memperparah inflasi global hingga meningkatkan risiko resesi global 2023. 

Nilai tukar rupiah pada 28 November terkontraksi melemah 49,5 poin atau 0,32 persen ke posisi Rp 15.722 per dolar AS.

CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani mengatakan penurunan nilai Rupiah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga masyarakat Indonesia.

Baca juga: Senin Pagi Rupiah Ambrol ke Level Rp 15.721 per Dolar AS

Menurutnya, masyarakat dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dengan menahan membeli produk impor.

"Semakin tinggi impor maka nilai tukar Rupiah semakin lemah, langkah mudah yang bisa kita lakukan bersama - sama adalah mengurangi pembelian produk impor," urai Johanna di Jakarta, Selasa (29/11/2022).

"Langkah ini juga mampu membantu industri wirausaha tanah air sehingga dapat semakin berkembang dan diharapkan mampu mengurangi tingkat pengangguran," tambahnya.

Berita Rekomendasi

Pemerintah, kata Johanna, dapat mendorong pertumbuhan tetap berjalan di tengah pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS dengan menaikkan suku bunga secara bertahap.

Hal ini akan mendorong kenaikan suku bunga deposito dan suku bunga kredit yang diharapkan dapat mempengaruhi konsumsi dan investasi di dalam negeri sehingga akhirnya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

“Sebagai warga negara yang baik, sudah saatnya kita sebagai masyarakat Indonesia saling bahu membahu meringankan dan membantu pemerintah untuk memperkuat kembali nilai tukar Rupiah dengan cara-cara yang paling mudah," tukasnya.

Baca juga: VIDEO Senin Pagi, Rupiah Anjlok ke Level Rp 15.721 per Dolar AS

Seperti diketahui, Bank Sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga tahun ini demi mengatasi kenaikan harga.

 Akibatnya banyak investor mulai mencairkan produk investasi keuangan seperti obligasi pemerintah Amerika Serikat yang dinilai sangat menguntungkan ketika suku bunga naik. 

Terbukti pada Juli 2022, investor asing yang membeli obligasi pemerintah AS senilai 10,2 miliar dolar AS (Rp 154 triliun), sekarang nilainya naik menjadi 7,5 triliun dolar AS (Rp 113 kuadriliun).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas