QatarEnergy dan ConocoPhillips Sepakat Pasok LNG untuk Jerman
perjanjian tersebut akan memberi Jerman dua juta ton LNG setiap tahun, yang akan dikirim dari Ras Laffan di Qatar ke terminal LNG utara Jerman
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, DOHA – QatarEnergy dan ConocoPhillips telah menandatangani dua perjanjian jual beli untuk mengekspor gas alam cair (LNG) ke Jerman selama 15 tahun yang dimulai pada 2026.
Dikutip dari Aljazeera, perjanjian tersebut akan memberi Jerman dua juta ton LNG setiap tahun, yang akan dikirim dari Ras Laffan di Qatar ke terminal LNG utara Jerman di Brunsbuettel.
“Perjanjian itu menandai pengiriman pasokan LNG ke Jerman, di mana perjanjian dapat diperpanjang hingga 15 tahun,” kata Saad Al Kaabi, CEO QatarEnergy dalam sebuah konferensi bersama dengan CEO ConocoPhillips Ryan Lance.
Baca juga: Rusia Peringatkan Harga Gas Eropa Bisa Melonjak 60 Persen, Jerman Langsung Amankan Pasokan LNG
Kesepakatan itu muncul saat negara-negara Eropa berebut untuk mengganti pasokan gas Rusia yang telah dipangkas selama melakukan invasi ke Ukraina.
Moskow telah memangkas pasokan gas alam yang digunakan untuk menghangatkan rumah, menghasilkan listrik dan industri listrik serta menciptakan krisis energi yang memicu inflasi.
Adapun, Jerman yang mendapatkan lebih dari setengah gasnya dari Rusia sebelum perang, belum menerima pasokan LNG dari Moskow sejak akhir Agustus.
Krisis Energi
Upaya Jerman untuk mencegah krisis energi jangka pendek juga mencakup pengaktifan kembali sementara pembangkit listrik tenaga minyak dan batu bara tua serta memperpanjang umur tiga pembangkit listrik tenaga nuklir terakhir negara itu, yang seharusnya dimatikan pada akhir tahun ini.
“Lima belas tahun itu hebat,” kata Robert Habeck, Menteri Ekonomi Jerman seraya menambahkan bahwa dirinya tidak keberatan dengan kontrak yang telah disepakati oleh kedua perusahaan tersebut.
Baca juga: Bangun Terminal LNG, Industri Nikel CNI Group Komitmen Gunakan Energi Hijau
Di sisi lain, Habeck juga merujuk pada tujuan Jerman yang ingin membuat negaranya menjadi netral karbon pada 2045, dengan membatasi jumlah gas yang di impor di masa depan.
"Jerman harus mulai mengurangi konsumsi gasnya mulai pertengahan 2030 jika ingin mencapai tujuan ambisiusnya untuk mengatasi perubahan iklim," kata Habeck.