The Fed Sebut Kenaikan Suku Bunga Lebih Kecil Bisa Terjadi pada Desember 2022
Kebijakan moneter kemungkinan akan tetap terbatas untuk beberapa waktu sampai tanda-tanda kemajuan yang nyata muncul pada inflasi.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
![The Fed Sebut Kenaikan Suku Bunga Lebih Kecil Bisa Terjadi pada Desember 2022](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ketua-the-fed-jerome-powell2.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Rabu (30/11/2022) mengatakan bahwa kenaikan suku bunga yang lebih kecil kemungkinan akan terjadi bahkan ketika dia melihat kemajuan dalam perang melawan inflasi.
Menggemakan pernyataan baru-baru ini dari pejabat bank sentral lainnya dan komentar pada pertemuan Fed November, Powell mengatakan dia melihat bank sentral dalam posisi untuk mengurangi ukuran kenaikan suku bunga paling cepat pada Desember.
Namun, dia memperingatkan bahwa kebijakan moneter kemungkinan akan tetap terbatas untuk beberapa waktu sampai tanda-tanda kemajuan yang nyata muncul pada inflasi.
“Meskipun ada beberapa perkembangan yang menjanjikan, jalan kita masih panjang untuk memulihkan stabilitas harga,” kata Powell dalam sambutan yang disampaikan di Brookings Institution.
Baca juga: Analis: Perlambatan Kenaikan Suku Bunga Acuan The Fed Jadi Sentimen Positif ke Pasar Saham
Dia juga mencatat bahwa langkah kebijakan seperti kenaikan suku bunga dan pengurangan kepemilikan obligasi Fed umumnya membutuhkan waktu untuk melewati sistem.
“Dengan demikian, masuk akal untuk memoderasi laju kenaikan suku bunga saat kami mendekati tingkat pengekangan yang cukup untuk menurunkan inflasi,” ujar Powell, mengutip CNBC.
"Waktu untuk memoderasi laju kenaikan suku bunga mungkin akan datang segera setelah pertemuan Desember,” imbuhnya.
Adapun, indeks Dow Jones ditutup naik 737 poin, atau 2,18 persen pada Rabu (30/11/2022), menghentikan penurunan beruntun tiga sesi. Sedangkan Nasdaq Composite meraung 4,41 persen lebih tinggi.
“Lonjakan pasar ekuitas pada hari itu sebagian merupakan reli bantuan,” kata Krishna Guha, kepala kebijakan global dan strategi bank sentral di Evercore ISI.
“Banyak investor khawatir ketua Fed akan mengambil palu godam max hawkish untuk pelonggaran kondisi keuangan baru-baru ini,” tambahnya.
Inflasi
Awal bulan ini, indeks harga konsumen (CPI) mengindikasikan kenaikan inflasi, tetapi meleset dari perkiraan para ekonom.
Laporan terpisah justru menunjukkan pertumbuhan upah pegawai swasta jauh lebih rendah dari yang diharapkan pada November, sementara lowongan kerja juga menurun.
Namun, Powell mengatakan data jangka pendek bisa menipu dan dia perlu melihat bukti yang lebih konsisten.
“Dibutuhkan lebih banyak bukti untuk meyakinkan bahwa inflasi sebenarnya menurun,” ungkap Powell.
Baca juga: Presiden Bank Sentral Eropa Peringatkan Zona Euro Untuk Bersiap Hadapi Puncak Inflasi
"Dengan standar apa pun, inflasi tetap terlalu tinggi,” imbuhnya.
Di sisi lain, powell juga mengatakan bahwa pasar tenaga kerja yang ketat telah menghasilkan peningkatan besar dalam hal upah pekerja yang gagal mengimbangi inflasi.
“Untuk lebih jelasnya, pertumbuhan upah yang kuat adalah hal yang baik, tetapi agar pertumbuhan upah berkelanjutan, itu harus konsisten dengan inflasi 2 persen,” katanya.