Saham GOTO dan ARTO Sentuh ARB, Investor Harus Jual atau Tahan?
Anjloknya saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) hingga minus 65 persen dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) minus 73 persen
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Anjloknya saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) hingga minus 65 persen dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) minus 73 persen sejak awal tahun ini disebut mempunyai kemiripan.
Dosen dan praktisi pasar modal Lanjar Nafi mengatakan, kedua emiten tersebut merupakan perusahaan yang menjalankan bisnisnya dengan berbasis teknologi.
"Penurunan GOTO dan ARTO relatif punya kesamaan dari sisi fundamental," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Jumat (2/12/2022).
Baca juga: GOTO Rontok Sentuh ARB, Ini Saham yang Banyak Dilepas dan Dikoleksi Asing di Awal Desember
Sementara pada hari ini, baik saham GOTO maupun ARTO kembali mengalami pelemahan hingga menyentuh batas Auto Reject Bawah (ARB) karena minus 6 persen lebih.
Menurut Lanjar, yang menjadi penyebab utama anjloknya saham-saham perusahaan teknologi adalah kenaikan suku bunga.
Sebab, kenaikan suku bunga menyebabkan biaya ekspansi usaha melonjak yang di mana saat ini perusahaan teknologi sedang berada pada fase pengembangan menuju percepatan era digital pasca pandemi.
"Dengan suku bunga tinggi, biaya untuk pinjaman ke bank bahkan penerbitan obligasi sekalipun akan membebani perusahaan lebih besar daripada saat suku bunga rendah di era pandemi 2020," kata Lanjar.
Karena itu, valuasi saham-saham di sektor teknologi digital sudah terpangkas cukup signifikan, meski ada pertumbuhan dari sisi pendapatan seperti GOTO dan ARTO.
"GOTO secara aktivitas bisnis bertumbuh di tahun ini, terlihat pada pertumbuhan pendapatan lebih baik dan total transaksi atau gross transactions value (GTV) naik 33 persen di kuartal III tahun ini. Sementara untuk ARTO juga mencatatkan kenaikan pendapatan dan laba bersih di 2022 dibanding kerugian di 2021," tutur dia.
Lanjar menambahkan, kedua emiten masih mempunyai prospek baik ke depan, tergantung strategi dalam menghadapi kenaikan suku bunga yang perlu diperhatikan oleh perusahaan di tengah fase ekspansi yang masif.
Baca juga: Saham GOTO Kembali Pimpin Jajaran Top Losers, IHSG Dibuka Melemah ke Level 6.982
Adapun, saran untuk investor yang menaruh uangnya di satu atau kedua emiten tersebut dan mengalami kerugian adalah tahan saja untuk jangka waktu investasi lebih panjang.
"Saran bagi investor yang floating loss (alami kerugian) untuk menambah durasi ekspektasi jangka waktu investasi menjadi sedikit panjang, sembari lalukan averaging down (beli di posisi melemah) jika diperlukan," pungkasnya.