Teknologi IQOS Bikin Potensi Bahaya Produk Tembakau Alternatif 95 Persen Lebih Rendah dari Rokok
Teknologi tembakau IQOS dinilai turunkan bahaya produk tembakau 95 persen lebih rendah dibandingkan dengan rokok.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Dalam proses pengembangannya, PMI juga melakukan riset pengguna sehingga para perokok dewasa tertarik beralih dan mendapatkan kepuasan yang sama seperti ketika mengkonsumsi rokok.
Sehingga produk tembakau alternatif bebas asap benar-benar dapat diterima.
Hasil riset dan inovasi itu, satu di antaranya adalah IQOS.
"Dengan perangkat ini, tembakau dipanaskan, bukan dibakar. Pemanasan dengan perangkat IQOS berlangsung hingga mencapai suhu 350 Celsius. Lewat proses ini, tidak ada asap, api, maupun abu yang dihasilkan," jelas Vassilis.
Pria berkewarganegaraan Yunani ini kemudian menjelaskan bahwa inovasi itu memberikan hasil yang baik.
Karena pada 2020, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS mengizinkan pemasaran IQOS sebagai produk tembakau dengan risiko yang dimodifikasi atau Modified Risk Tobacco Product (MRTP) dengan informasi pengurangan paparan.
"Kami menyetor dokumen lebih dari seribu halaman berisi data klinis, nonklinis, riset konsumen, dan kimia untuk mendapatkannya," papar Vassilis.
Komersialisasi IQOS yang dimulai dari peluncuran awal pada 2014 di Italia, dimulai setelah riset dilakukan secara menyeluruh.
Kini, IQOS telah dipasarkan di 70 pasar di seluruh dunia.
Indonesia pun turut menjadi fasilitas produksi batang tembakau untuk IQOS dengan merek HEETS di Karawang, Jawa Barat, sejak November 2022.
Vassilis menekankan bahwa IQOS yang ada saat ini bukan akhir dari inovasi Sampoerna.
"Sampoerna akan terus berkomitmen untuk memajukan sains dan teknologi untuk memberikan produk tembakau alternatif bebas asap yang lebih baik dan mendisrupsi bisnis kami sendiri," pungkas Vassilis.