Perdagangan China Anjlok ke Level Terendah Sejak 2020 Gara-gara Pembatasan Covid-19
Aktivitas impor China turun 10,6 persen pada November secara year-on-year, sementara ekspor turun 8,7 persen.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Perdagangan China pada November anjlok ke level terendah sejak awal pandemi Covid-19, menggarisbawahi kerugian ekonomi yang besar dari kebijakan nol-Covid Beijing.
Melansir dari Al Jazeera, impor China turun 10,6 persen pada November secara year-on-year, sementara ekspor China turun 8,7 persen, menurut data bea cukai China yang dirilis hari ini, Rabu (7/12/2022).
Kemerosotan perdagangan menandai penurunan impor dan ekspor tertajam sejak Mei 2020 dan Februari 2020.
Data yang lemah muncul setelah aktivitas pabrik China menyusut untuk bulan kedua berturut-turut pada November, karena meningkatnya kasus Covid-19 mendorong pihak berwenang untuk memberlakukan pembatasan baru di kota-kota besar termasuk Shanghai, Beijing, dan Chengdu.
Strategi penguncian, pengujian atau tes Covid-19 massal, dan penutupan perbatasan China telah mengacaukan rantai pasokan dan membuat konsumen tetap berada di dalam rumah, sementara kekhawatiran akan resesi di Amerika Serikat dan Eropa telah mengurangi permintaan dari luar negeri untuk produk China.
Perekonomian China diperkirakan akan tumbuh sekitar 3 persen pada tahun ini, jauh di bawah target pemerintah sebelumnya sekitar 5,5 persen, yang kemungkinan akan menjadi kinerja terburuk negara itu dalam beberapa dekade terakhir.
Menyusul protes anti-nol-Covid yang jarang terjadi pada bulan lalu, Beijing mulai meremehkan keparahan varian Covid yang lebih baru dan otoritas lokal di seluruh China telah melonggarkan beberapa pembatasan.
Baca juga: Pakar di China Sebut Covid-19 Sudah Mereda, Kota-kota Besar Cabut Lockdown
Namun, para analis telah memperingatkan bahwa pembukaan kembali yang cepat tidak mungkin terjadi karena cakupan vaksin yang buruk di negara itu untuk kalangan orang tua dan kurangnya kekebalan alami.
Beijing pada pekan lalu meluncurkan rencana untuk memvaksinasi jutaan warganya yang berusia 70-an dan 80-an, dalam upaya untuk mengatasi batu sandungan utama agar dapat hidup berdampingan dengan virus Covid-19.
Baca juga: Pemerintah China Longgarkan Aturan Lockdown Covid-19 setelah Demo Meluas
Setidaknya 40 persen orang China yang berusia di atas 80 tahun telah menerima vaksin dosis ketiga, menurut Komisi Kesehatan Nasional China, jauh lebih sedikit daripada di negara lain.