Bank Indonesia Sebut Digitalisasi Data Pertanian Dapat Kendalikan Inflasi di Bali Nusra
Sinergi bersama dalam menjaga stabilitas harga diharapkan akan menopang daya beli masyarakat dan pemulihan ekonomi nasional.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyebutkan, pengembangan digitalisasi data manajemen usaha tani menjadi kunci tercapainya ketahanan pangan dan kestabilan harga.
Karena itu, BI dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali Nusa Tenggara (Nusra) memperkuat sinergi dan inovasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), melalui aplikasi B'Pung Petani.
Baca juga: Badan Pangan Nasional Catat Inflasi Bali, NTB dan NTT pada November 2022 Turun di Level 6,64 Persen
"Aplikasi ini ditujukan untuk mengoptimalkan pemetaan produksi dan distribusi komoditas pertanian di daerah Nusa Tenggara Timur, dan selanjutnya dapat direplikasi daerah lainnya," ujar Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti dalam acara "Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Bali Nusra", Jumat (9/12/2022).
Pengembangan aplikasi ini merupakan wujud sinergi antara BI, BPD NTT, dan pemerintah daerah yang akan menghubungkan antara petani, pelaku usaha, dan para pemangku kepentingan dalam mendukung kesinambungan produksi pangan ke depan.
"Momentum ini ditandai dengan penyelenggaraan GNPIP Bali Nusra, di Denpasar pada hari ini 9 Desember 2022," kata Destry.
Dia menambahkan, bahwa GNPIP hadir untuk mengoptimalkan inovasi dalam stabilisasi harga pangan dari sisi suplai, dan mendorong produksi guna meningkatkan ketahanan pangan, yang lebih terintegrasi serta berdampak nasional.
"Diharapkan sinergi bersama dalam menjaga stabilitas harga akan menopang daya beli masyarakat dan pemulihan ekonomi nasional," pungkasnya.