Mendag Zulkifli Hasan Jamin Harga Kedelai Akhir Tahun Ini Turun Jadi Rp11.000 per Kg, Minta Tak Demo
Kenaikan harga tempe dan tahu disebabkan oleh stok kedelai di dalam negeri yang semakin menipis, sedangkan realisasi impor kedelai juga melambat.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perdagangan Zukkifli Hasan memastikan harga kedelai pada akhir tahun ini akan turun menjadi Rp11.000 per kilo gram (kg) dari saat ini di kisaran Rp14.000.
Penurunan harga tersebut, kata Zulkifli, karena pembelian kedelai sebanyak 35.000 ton dari Amerika Serikat (AS) sejak dua pekan lalu akan segera tiba di Indonesia.
"Mungkin akan sampai ke sini (Indonesia) tuh Desember akhir. Di jual nanti kira-kira antara Rp 11.000. Termasuk subsidi yang Rp 1.000 itu, mudah-mudahan dengan itu harga akan turun. Tapi karena jauh dari Amerika sana, perlu waktu 45 hari," kata Zulkifli dikutip Jumat (9/12/2022).
Zulkifli memaparkan, harga kedelai saat ini menyentuh harga Rp 13.000 sampai Rp 14.000.
Baca juga: Bulog: 50 Ribu Ton Kedelai Impor Akan Tiba di Indonesia pada Desember 2022
Dia memprediksikan, awal Januari 2023, harga kedelai bakal kembali normal.
"Jadi di perkirakan Desember akhir, paling lama Januari sudah normal harganya (Kedelai)," tuturnya.
Di sisi lain, Zulkifli meminta perajin tahu dan tempe untuk tidak mogok kerja. Sebab menurutnya, hal itu bakal berdampak pada pendapatan penjualannya.
"Kalau mogok kan rugi sendiri, jangan dong. Nanti enggak laku, enggak dapat duit, enggak dapat cuan," jelasnya.
Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Setianto menyebutkan kenaikan harga tempe dan tahu disebabkan oleh stok kedelai di dalam negeri yang semakin menipis, sedangkan realisasi impor kedelai juga melambat.
BPS mencatat produk pangan turunan kedelai dalam negeri mengalami kenaikan harga dalam tiga bulan terakhir, yakni pada tempe yang sebesar Rp 12.421 per kilogram (kg) pada September 2022 menjadi Rp 12.682 per kg di Oktober 2022, serta Rp 12.949 per kg pada November 2022.
Untuk tahu, harganya meningkat dari sebesar Rp 11.330 per kg pada September 2022 menjadi Rp 11.438 per kg di Oktober 2022, serta Rp 11.680 per kg pada November 2022.
Pedagang Mengeluh
Pedagang di Pasar Kramat Jati, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur mengeluhkan kenaikan harga tahu yang kembali terjadi pada Kamis (8/12/2022).
Baca juga: BPS Ungkap Penyebab Harga Tahu, Tempe, dan Telur Masih Tinggi pada November 2022
Bagaimana tidak, dalam kurun waktu tahun 2022 ini saja sudah dua kali terjadi kenaikan harga tahu akibat mahalnya kedelai yang menjadi bahan baku utama produksi tahu.
Pertama pada akhir bulan Februari dan kini pada awal Desember 2022, kenaikan harga ini selalu diawali dengan aksi mogok produsen dan pedagang tahu memprotes kenaikan harga kedelai.
Nursadah, pedagang di Pasar Kramat Jati mengatakan, dua kali kenaikan harga tahu pada tahun 2022 adalah paling buruk selama beberapa tahun terakhir.
"Kalau tahun-tahun kemarin biasanya dua tahun sekali, tiga tahun sekali baru demo ada kenaikan harga. Sekarang satu tahun sudah dua kali," kata Nursadah di Jakarta Timur, dikutip dari Tribun Jakarta.
Harga tahu putih yang sebelumnya dipatok Rp8 ribu dari tingkat produsen ke pedagang kini melonjak Rp9 ribu, sementara tahu kuning sebelumnya Rp8 ribu naik menjadi Rp9 ribu.
Tahu coklat yang sebelumnya Rp3.500 per bungkus naik menjadi Rp4.000, kenaikan harga dari tingkat produsen ke pedagang ini membuat harga jual di pasaran terkerek naik Rp1.000.
Kini, di tingkat pedagang Pasar Kramat Jati harga tahu putih dan kuning dibandrol Rp10 ribu, sementara untuk tahu coklat dijual seharga Rp5.000 per bungkus sehingga membebani.
"Kalau pembeli sekarang ada yang pengertian ada yang mengeluh. Tapi, ya pembeliannya pada dikurangi. Biasa beli Rp10 ribu sekarang dikurangi, yang penting ada saja buat pembeli," ujar Nursadah.
Baca juga: APPSI Sambut Rencana Harga Kedelai Turun Bulan Desember: Kabar Baik Bagi Pedagang Tahu dan Tempe
Nursadah menuturkan untuk sekarang harga tempe belum mengalami kenaikan karena para produsen tak melakukan aksi mogok produksi memprotes mahalnya harga kedelai.
Berdasarkan data, hingga bulan November 2022 harga kedelai mencapai Rp14.800 per kilogram sehingga membuat produsen dan pedagang tahu, tempe harus merogoh uang lebih banyak untuk modal.
"Kalau sebelumnya ada beberapa produsen yang enggak menaikkan harga. Tapi sekarang setelah mogok produksi semua serempak naik. Jadi harga jual juga naik sekarang," tuturnya.
Tahu Tempe Menghilang
Akhir-akhir ini pecinta tahu tempe sedikit kesulitan menemukan komoditas tersebut di pasar.
Sebab, perajin tahu tempe sedang mogok produksi. Mereka tak kuat menghadapi kenaikan harga kedelai.
Seperti di Pasar Pademangan Timur, Pademangan, Jakarta Utara, komoditas tahu tempe langka.
Pasalnya, tahu tempe sudah sejak Senin (5/12/2022) tidak disuplai oleh para perajin.
Baca juga: APPSI Sambut Rencana Harga Kedelai Turun Bulan Desember: Kabar Baik Bagi Pedagang Tahu dan Tempe
Kepala Pasar Pademangan Timur, Sutopo mengungkapkan, hilangnya tahu dan tempe disebabkan para produsen berhenti produksi.
"Baru dua hari nggak ada tahu tempe," kata Sutopo saat ditemui di Kantor Pengelola Pasar Pademangan Timur mengutip Warta Kota.
"Masalah tempe tahu juga sampai hari ini pedagang kita belum dagang Pak karena harga kedelai yang mungkin mahal jadi saat ini mereka belum dagang," sambungnya.
Selain hilangnya komoditas tahu dan tempe, sejumlah kebutuhan pokok juga alami kenaikan jelang natal dan tahun baru.
"Sebelum Natal juga sebenarnya sudah ada kenaikan, setiap hari kita mendata sembako," ungkapnya.
Kondisi serupa ada di Pasar Modern Graha Raya, Kota Tangsel, tahu tempe langka.
Kalau pun ada itu adalah sisa produksi yang belum habis milik pedagang.
"Perajin mogok produksi, habis kedelai mahal, tak kuat harganya jika dinaikkan," ujar Asep, pedagang tahu tempe.
Kenaikan Hingga 100 Persen
Seorang pedagang sayur, Gidion (42) mengaku, kenaikan harga kebutuhan pokok berkisar 25-100 persen sesuai dengan jenis dan ketersediaannya.
Menurut Gidion, harga tomat dari awalnya Rp 10 ribu per kilogram kini mencapai Rp 20 ribu dengan kenaikan hingga 100 persen.
Baca juga: Mendag: Produksi Beras Nasional Kian Langka Jadi Alasan Impor Beras 500 Ribu Ton
"Ada kalau tomat hampir 100 persen, dari harga Rp 10 ribu sekarang jadi Rp 20 ribu," kata Dion saat ditemui di Pasar Pademangan Timur pada Rabu (7/12/2022).
"Kalau rawit juga sama ada sekitar 25 persen kenaikan, dari harga Rp 40 ribu sekarang ke Rp 50 ribuan. Kalau bawang sekarang masih standar minggu ini masih standar," sambungnya.
Dion menambah, kenaikan harga kebutuhan pokok hampir merata sekitar 25 persen untuk komoditas yang dijual di pasaran.
Sebagai pedagang, ia mengaku tak bisa mengantisipasi kenaikan harga tersebut dan hanya bisa pasrah dengan keadaan yang ada.
"Iya nggak bisa antisipasi kita hanya belanja aja setiap hari mau gimana lagi karena ini kan bareng nggak bisa disimpan harus habis sehari," ungkapnya.
Akibat dari lonjakan harga tersebut, Dion mengeluh penjualannya berkurang hingga 15 persen dan berharap pemerintah segera menemukan solusi.
"Iya pasti pada komplain harga pada Mahal sih tapi ya sudah di mana orang kita juga punya pada mahal katanya faktor dari kampungnya cuaca," ungkapnya.
Menurut Dion, kenaikan harga kebutuhan pokok di Pasar Pademangan Timur sudah berlangsung selama sepekan dan akan terus alami kenaikan hingga tahun baru mendatang.