Pelonggaran Covid-19 China Bawa Angin Segar, Saham Wall Street Kompak Rebound
Indeks saham utama Wall Street terpantau melesat naik setelah turun selama empat hari terakhir, usai pelonggaran kebijakan nol-Covid
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Indeks saham utama Wall Street terpantau melesat naik setelah turun selama empat hari terakhir, usai pelonggaran kebijakan nol-Covid China resmi diberlakukan pada Kamis (8/12/2022).
Melansir dari Reuters kinerja saham MSCI di seluruh dunia (.MIWD00000PUS) naik 0,68 persen, sementara di Wall Street Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 0,54 persen, kenaikan serupa juga terjadi pada perdagangan Nasdaq Composite (. IXIC) yang rebound 1,13 persen.
Disusul saham S&P 500 (.SPX) yang naik 0,75 persen, lantaran saham teknologi melesat memimpin kenaikan sebanyak 1,5 persen. Sementara untuk saham teknologi mega-cap dan saham berbasis pertumbuhan seperti Apple Inc, Nvidia Corp dan Amazon.com melesat naik antara 1,4 persen dan 4,2 persen.
Baca juga: Analisis Pakar : KTT China-Saudi Babak Baru Perubahan Sikap Arab Saudi
Lebih lanjut saham di perdagangan Hang Seng Hong Kong (.HSI) dilaporkan melonjak lebih dari 3 persen ditengah reboundnya mata uang yuan yang nilainya melesat mendekati level tertinggi selama tiga bulan.
Selain imbas pelonggaran nol-covid di China, kenaikan saham perdagangan teknologi di pasar global juga turut terjadi usai bank sentral AS The Fed memberikan sinyal akan adanya penjualan suku bunga acuan, mengingat selama beberapa bulan terakhir The Fed selalu memasang sikap agresif.
Diperkirakan suku bunga acuan utama hanya akan dikerek sebesar 50 basis poin menjadi 4,25 persen hingga 4,50 persen. Dengan kenaikan tipis tersebut suku bunga diperkirakan berada di 4,92 persen pada Mei 2023.
"Bulls dapat memutar narasi bahwa ekspektasi inflasi dan imbal hasil riil turun. Keduanya bergerak ke arah yang benar dan oleh karena itu membenarkan reli ekuitas (baru-baru ini)," kata Jimmy Chang, kepala investasi di Rockefeller Global Family Office di New York.
Sayangnya pelonggaran nol-cCvid di China tak dapat mendorong kenaikan harga minyak mentah. Dimana minyak mentah berjangka AS turun 55 sen ke level 71,46 dolar AS per barel sedangkan minyak Brent 1,02 dolar AS.