Startup Pengiriman Makanan Swiggy PHK 250 Karyawan
Karyawan yang berada di divisi rantai pasokan, operasi, layanan pelanggan, dan peran teknologi kemungkinan besar akan terdampak PHK.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – Swiggy, startup pengiriman makanan yang berbasis di India, pada Kamis (8/12/2022) mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 250 karyawan atau sekitar 5 persen dari total stafnya.
Dilansir dari Business Standard, PHK yang dilakukan oleh Swiggy terjadi hanya beberapa minggu setelah pesaing utamanya, Zomato, memberhentikan 3 persen tenaga kerjanya karena kinerja yang buruk.
Berdasarkan laporan dari The Economic Times (ET), karyawan yang berada di divisi rantai pasokan, operasi, layanan pelanggan, dan peran teknologi kemungkinan besar akan terdampak oleh PHK tersebut.
Baca juga: PHK Berlanjut, Kini Giliran Bank Global Morgan Stanley Hingga Citigroup Pecat Ribuan Karyawan
"Mereka menginginkan struktur tim yang sangat ramping di seluruh fungsi. Lokakarya kepekaan untuk karyawan direncanakan akhir bulan ini. Mereka telah menunjuk perusahaan konsultan untuk memberi nasihat tentang restrukturisasi...Sebagian besar PHK kemungkinan terjadi di bidang teknologi, teknik, peran dan operasi produk," kata laporan tersebut.
Selain melakukan PHK, Swiggy juga dikabarkan telah mengumumkan promosi jabatan untuk beberapa eksekutif ke posisi wakil presiden.
Menurut laporan tersebut, Mihir Shah yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Operasi Swiggy, telah dipromosikan menjadi Wakil Presiden Senior Operasi.
"Kami menyelesaikan siklus kinerja kami pada bulan Oktober dan telah mengumumkan peringkat dan promosi di semua tingkatan. Seperti setiap siklus, kami mengharapkan hasil terbaik berdasarkan kinerja," kata Swiggy.
Pada November, Swiggy mengatakan bahwa pihaknya telah menutup merek dapur awannya, The Bowl Company, di New Delhi karena kerugian yang tinggi.
Di samping itu, Swiggy juga memutuskan untuk melakukan mutasi terhadap karyawan Instamart ke bagian lain perusahaan demi menekan pengeluaran.