Pelni Ancang-ancang Beli Kapal Penumpang Baru, KM Umsini dan Kelimutu Sudah Terlalu Tua
Kapal laut yang dianggap Pelni sudah terlalu untuk tetap beroperasi diantaranya KM Umsini ada juga KM Kelimutu dan KM Tidar.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribun Network, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pelayaran Indonesia(Persero) atau Pelni berencana melakukan kajian untuk membeli kapal laut baru untuk membantu operasional.
Sebab saat ini kapal laut yang dimiliki Pelni sudah cukup lama beroperasi. Kapal laut yang dianggap Pelni sudah terlalu tua untuk tetap beroperasi diantaranya adalah KM Umsini ada juga KM Kelimutu dan KM Tidar.
"Sedang dalam kajian pengadaan kapal kalau ada nilai penyusutan di tahun 2023 bisa proses tahun 2024 pengadaan kapalnya nanti seperti apa. Tetapi tetap kapal penumpang seperti Umsini, Kelimutu Tidar," ujar Direktur Usaha Angkutan Penumpang PT Pelni, Yahya Kuncoro saat acara 'Media Gathering' di Denpasar, Bali, Minggu(11/12/2022).
Menurut Yahya, Pelni pada prinsipnya adalah menghubungkan yang belum terhubung baik secara akses dan konektibilitas.
Apabila berbicara persoalan peremajaan atau bahkan pengadaan baru lanjut Yahya pihaknya juga memikirkan soal sustainability atau keberlangsungan perusahaan.
Apalagi biaya untuk pengadaan kapal baru juga cukup mahal. Begitu pula masa produksinya yang memakan waktu hingga satu tahun lebih karena kapal laut yang digunakan selama ini adalah buatan Jerman.
Baca juga: Cara Daftar Pegawai Darat Kontrak PT PELNI 2022, Lewat rekrutmen.pelni.co.id dan Simak Syaratnya
"Sehingga kita harus melihat lagi soal keseimbangan fungsi penugasan dan komersial," ujarnya.
Selama ini menurut Yahya yang dilakukan Pelni terhadap seluruh armada kapal lautnya adalah memodifikasi kapal.
Karena hal itu bukan saja hanya menambah masa komersial tetapi juga menambah umur ekonomis kapal.
Baca juga: Pelni dan Angkasa Pura Logistik Tingkatkan Pelayanan dengan Penyatuan Layanan Laut dan Udara
Ditambah lagi Pelni juga rajin melakukan pengecekan kedaluwarsa sertifikat operasional kapal untuk dilakukan percepatan docking terutama ketika 'high season' seperti Idul Fitri, Natal serta Tahun Baru.
"Modifikasi dilakukan dengan melihat struktur kapal. Jadi dilihat semuanya kalau ada kapal penumpang yang bisa bawa barang kan itu tekanannya hanya di satu titik dan berpengaruh nanti dikembalikan lagi ke kondisi sebelumnya," kata Yahya.