Bank Dunia Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen di 2022
Bank Dunia atau World Bank memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,2 persen di 2022.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Dunia atau World Bank memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,2 persen di 2022.
Hal tersebut dikatakan Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen dalam acara Peluncuran Laporan Bank Dunia: Indonesia Economic Prospects (IEP) edisi Desember 2022, yang berlangsung di Jakarta, Kamis (15/12/2022).
"Indonesia diproyeksikan akan mempertahankan pemulihannya selama tiga tahun ke depan meskipun dengan risiko penurunan yang signifikan yang berasal dari lingkungan ekonomi global," ungkap Satu.
Baca juga: Indonesia Serukan Ekonomi Biru di Forum Pertemuan Tingkat Menteri Prakarsa Segitiga Karang
"Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 diperkirakan sebesar 5,2 persen dan rata-rata sebesar 4,8 persen dalam jangka menengah (2023-25). Namun demikian, risiko penurunan cukup besar dan dapat sangat membebani pertumbuhan Indonesia jika terwujud," sambungnya.
Satu kembali mengungkapkan, tumbuhnya ekonomi di atas 5 persen juga terlihat dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil yang telah meningkat dari 3,7 persen pada tahun 2021 menjadi 5,4 persen yoy (tahun-ke-tahun) pada tiga kuartal pertama tahun 2022.
Lonjakan harga batu bara dan minyak kelapa sawit sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina telah menghasilkan pendapatan yang sangat besar.
Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia didukung penurunan tingkat penularan Covid-19 dan program vaksinasi yang sukses telah mendorong pencabutan pembatasan mobilitas.
Hal ini tentunya mendorong konsumsi masyarakat.
"Ini mengakibatkan pelepasan permintaan yang teredam (pent-up demand) dan menyebabkan akselerasi tajam dalam konsumsi swasta. Sektor layanan transportasi dan komunikasi, perdagangan, dan perhotelan, serta manufaktur makanan, tekstil, dan logam dasar, tumbuh paling cepat," papar Satu.
Kemudian, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dipengaruhi tingkat pengangguran turun di bawah 6 persen dan upah rata-rata naik 12 persen dalam setahun namun tetap berada dibawah tingkat sebelum pandemi.
Baca juga: Ekonom Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Singapura Tahun Depan 1,8 Persen dan Inflasi Mencapai 4 Persen
Kondisi perekonomian Indonesia tetap stabil di tengah gejolak global, namun tidak terlindung dari tekanan harga.
Kemudian, terkendalinya inflasi mencapai 5,7 persen (yoy) pada bulan Oktober. Tekanan harga didorong oleh kenaikan harga komoditas internasional, kenaikan tarif energi dalam negeri, dan kenaikan harga produsen.
Meski demikian, Indonesia dinilai perlu mewaspadai akan meningkatnya inflasi yang berpotensi menyebabkan terjadinya penurunan sentimen konsumen, terlihat dalam survei konsumen Bank Indonesia.
"Harga makanan dan bahan bakar yang lebih tinggi menggerus daya beli, dengan dampak yang berbeda-beda di seluruh kelompok pendapatan," ucap Satu.
"Harga makanan naik 7,9 persen yoy pada bulan September 2022. Hal ini diperkirakan akan mengurangi konsumsi swasta sebesar 3,7 persen untuk kelompok 40 terbawah dan 2,8 persen untuk kelompok 20 teratas," pungkasnya.