Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Efek Sanksi Barat, Pendapatan Minyak Rusia Susut ke Level Terendah

Penurunan tersebut diperkirakan akan terus terjadi hingga 2023 mendatang, dengan begini total produksi minyak Rusia diproyeksikan turun 400.000 barel

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Efek Sanksi Barat, Pendapatan Minyak Rusia Susut ke Level Terendah
CNBC
Anjungan minyak lepas pantai (oil rig) milik perusahaan minyak Rusia. Badan Energi Internasional (IEA) mencatat penjualan minyak mentah Rusia di sepanjang November mengalami penurunan drastis, usai negara Barat yang tergabung dalam kelompok G7 memberlakukan sanksi pembatasan harga minyak. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Badan Energi Internasional (IEA) mencatat penjualan minyak mentah Rusia di sepanjang November mengalami penurunan drastis, usai negara Barat yang tergabung dalam kelompok G7 memberlakukan sanksi pembatasan harga minyak.

Dalam laporan yang dirilis IEA disebutkan bahwa penjualan minyak Rusia turun sekitar 15,8 miliar dolar AS atau setara Rp 246 triliun (satuan kurs Rp 15.617) dari penjualan minyak dibulan sebelumnya.




Penurunan tersebut diperkirakan akan terus terjadi hingga 2023 mendatang, dengan begini total produksi minyak Rusia diproyeksikan turun 400.000 barel per hari (bph) menjadi 15,4 juta di tahun ini.

Baca juga: Kapal Tanker Macet di Turki Makin Bertambah, Sanksi Barat Atas Minyak Rusia Tuai Kecaman

"Sementara harga minyak yang lebih rendah datang sebagai bantuan yang disambut baik oleh konsumen yang menghadapi lonjakan inflasi, dampak penuh embargo terhadap minyak mentah Rusia dan pasokan produk masih harus dilihat," ujar IEA, Kamis (15/12/2022).

Melansir dari Bloomberg, penurunan minyak terjadi setelah kelompok negara G7 yakni Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis, ditambah Australia dan 27 negara anggota Uni Eropa kompak memberlakukan pembatasan minyak Rusia.

Dibawah sanksi pembatasan, kini kargo minyak mentah Rusia dilarang beroperasi apabila menolak batas harga yang diusulkan sebesar 60 dolar AS Rp 925 ribu per barel.

BERITA TERKAIT

Kebijakan tersebut digagas agar Barat dapat mengurangi pendapatan Rusia dari penjualan minyak, sekaligus mencegah lonjakan harga minyak global. Mengingat beberapa bulan terakhir harga minyak mentah telah tembus ke harga tertinggi imbas pengaruh invasi.

Pembatasan minyak Rusia sebelumnya telah lama direncanakan Barat, namun karena terus mendapatkan pertentangan dari sejumlah negara Uni Eropa diantaranya seperti Polandia. Perilisan kebijakan tersebut diundur hingga akhirnya disahkan pada 5 Desember 2022.

Baca juga: Azerbaijan Tangguhkan Pasokan Minyak Mentah Rusia ke Kilang Turki karena Embargo Uni Eropa

Tak hanya minyak Rusia saja yang terdampak pembatasan sanksi ini, IEA juga menambahkan bahwa pertumbuhan permintaan minyak global akan ikut melambat tahun depan dengan pertumbuhan sekitar 1,7 persen.

Meski pendapatan di bulan ini turun, namun rencananya Rusia akan memberlakukan beberapa strategi untuk memacu penjualan minyaknya. Diantaranya seperti mengambil beberapa kelonggaran untuk negara pelanggan minyak Moskow yakni China, India, dan Timur Tengah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas