BigCommerce Umumkan Restrukturisasi Bisnis dan PHK 13 Persen Karyawan
BigCommerce mengatakan bahwa mereka akan memfokuskan upaya go to market pada bisnis perusahaan, mengurangi pengeluarannya untuk penjualan
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – BigCommerce, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pembuatan toko online, pengoptimalan mesin telusur, hosting, hingga pemasaran di Amerika Serikat, pada Kamis (15/12/2022) mulai merestrukturisasi bisnisnya dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 13 persen karyawan.
Dalam sebuah siaran pers, BigCommerce mengatakan bahwa mereka akan memfokuskan upaya go to market pada bisnis perusahaan, mengurangi pengeluarannya untuk penjualan dan pemasaran di luar inisiatif perusahaan dan memangkas total tenaga kerjanya, termasuk karyawan kontrak.
“Fokus pengeluaran dan sumber daya kami, yang memengaruhi semua rekan tim adalah keputusan yang sangat sulit untuk dibuat,” kata Brent Bellm, CEO BigCommerce dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: 40 Ribu Buruh Pabrik Garmen di Vietnam Kena PHK, Ini Pemicunya
“Kami menerapkan perubahan yang akan meningkatkan kekuatan profil keuangan kami dengan latar belakang lingkungan ekonomi yang menantang. Ini juga akan mendorong fokus pada area yang kami anggap memiliki keunggulan pasar produk terkuat dan kinerja keuangan jangka panjang terbaik,” imbuhnya.
BigCommerce akan memfokuskan investasi dan sumber dayanya untuk mengembangkan posisi yang sudah kuat di e-commerce perusahaan, sektor di mana perusahaan memasok penawaran B2C dan B2B berfitur lengkap.
Selain itu, perusahaan berharap untuk dapat menyelesaikan pemangkasan tenaga kerja pada 31 Desember dan melakukan pembayaran pesangon, tunjangan karyawan, dan biaya terkait.
“Dengan sedih kami berpisah dengan beberapa orang yang sangat berbakat, yang telah kami hargai sebagai teman dan kolega selama bertahun-tahun,” kata Bellm.
“Kami akan melakukan yang terbaik untuk mendukung mereka melalui transisi untuk menemukan peluang berikutnya,” tambahnya.
Amazon PHK 10.000 Tenaga Kerja
Tak hanya BigCommerce, badai PHK juga melanda perusahaan e-commerce skala besar lain seperti Amazon, yang pada bulan lalu melakukan pemangkasan terhadap 10.000 karyawannya.
Melansir The New York Times, karyawan Amazon yang terkena dampak PHK paling banyak terdapat pada divisi ritel dan sumber daya manusia.
Baca juga: Popularitas Meredup, JD.ID Kembali Lakukan PHK 200 Karyawan
Selama era pandemi, Amazon memang diketahui meraup banyak untung. Sebab konsumen berbondong-bondong melakukan belanja online dan perusahaan berpindah menggunakan layanan cloud computing.
Lantas, Amazon juga menggandakan tenaga kerjanya selama dua tahun terakhir.
Namun awal tahun ini, pertumbuhan Amazon dilaporkan melambat ke tingkat terendah dalam dua dekade yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang telah mereda.