Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Mentan Syahrul Yasin Limpo: Semua Negara Resah Hadapi Krisis Pangan pada Tahun Depan

Dalam pertemuan negara-negara G20, semua negara cemas terhadap krisis pangan yang disebebkan gejolak ekonomi global.

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Mentan Syahrul Yasin Limpo: Semua Negara Resah Hadapi Krisis Pangan pada Tahun Depan
Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Dalam pertemuan negara-negara G20, semua negara cemas terhadap krisis pangan yang disebabkan gejolak ekonomi global. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengungkap tidak ada satupun negara yang dengan tegas menyampaikan dapat menghadapi krisis pangan pada 2023 dan 2024.

Bahkan, dia mendengar dari pertemuan negara-negara G20, semua negara cemas terhadap krisis pangan yang disebabkan gejolak ekonomi global.

"Saya mendampingi Ibu Ani (Sri Mulyani) di Washington menghadapi sebuah forum seluruh menteri keuangan sedunia G20 bersama menteri pertanian. Itu menjadi satu di antara topik yang memang tidak bisa dipungkiri, semua negara resah terhadap krisis pangan diakibatkan dengan multi kompleks masalah dari tantangan yang ada," ujarnya dalam diskusi publik "Outlook Sektor Pertanian 2023", Jumat (16/12/2022).

Baca juga: Wapres Maruf Amin: Korupsi Bakal Memperparah Dampak Krisis Pangan

Karena itu, tentu saja Syahrul berharap apa yang menjadi kebijakan dunia juga menjadi inisiasi pemerintah dalam Presidensi G20.

"Dilakukan oleh Indonesia pada saat G20 soal pertanian di Bali kemarin. Ini menjadi sesuatu yang diangkat secara global, secara mendunia," katanya.

Adapun inisiasi tersebut antara lain semua negara harus memberikan prioritas utama kepada pertanian dan ketahanan pangannya.

Berita Rekomendasi

"Masalah pertanian harus menjadi super prioritas teratas," tutur Syahrul

Kemudian, pertanian dan pangan adalah human right, sehingga tidak ada negara yang boleh menutup negaranya kalau ada masalah pangan.

"Itu kita sepakati di Washington kemarin. Selanjutnya, adalah tidak boleh ada negara yang menutup hanya kepentingan negaranya dan membuat ekosistem perdagangan pangan bersoal," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas