Dihantui Resesi AS, Pasar Wall Street Anjlok Selama Perdagangan Akhir Pekan
Indeks utama pasar Wall Street selama tiga hari berturut- turut dibuka melemah, imbas kekhawatiran investor akan ancaman resesi
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Indeks utama pasar Wall Street selama tiga hari berturut- turut dibuka melemah, imbas kekhawatiran investor akan ancaman resesi setelah The Fed terus mengambil sikap agresif pada suku bunga Amerika.
Kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan The Fed pada Kamis (15/12/2022) sebesar 0,5 poin persen menjadi 4,25 persen-4,5 persen mendorong munculnya kontraksi pada sejumlah saham di bursa perdagangan Wall Street.
Baca juga: Pasar Wall Street Berkontraksi, Perbankan Goldman Sachs Bakal Pecat 4.000 Staf di 2023
Seperti indeks Dow Jones Industrial Average yang turun 281,76 poin atau 0,85 persen menjadi 32.920,46 pada pembukaan pasar Sabtu (17/12/2022), penurunan ini memperpanjang kerugian Dow selama sepekan yang telah kehilangan nilainya sebanyak 1,66 persen.
Penurunan serupa juga terjadi pada S&P 500 yang merosot 43,39 poin, atau 1,11 persen menjadi 3.852,36 serta Nasdaq Composite yang anjlok 105,11 poin, atau 0,97 persen menjadi 10.705,41.
Hingga memperpanjang kerugian untuk minggu ini dimana S&P ditutup di bawah rata-rata di kisaran 2,09 persen sementara Nasdaq turun 2,72 persen.
Menyusul yang lainnya 11 indeks sektoral di S&P 500 juga dilaporkan turun, dipimpin penurunan sektor real estate yang melemah lebih dari 2,96 persen.
Rapor merah ini lantas membuat total volume perdagangan saham di bursa AS hanya dapat mencatatkan lonjakan 17,28 miliar saham.
Baca juga: Investasi Obligasi Pemerintah dan Reksa Dana Pendapatan Tetap Dinilai Lebih Aman Saat Terjadi Resesi
Penurunan terjadi sebagai respon para investor akan adanya pengetatan moneter yang dilakukan sejumlah bank sentral termasuk The Fed, Bank of England dan Bank Sentral Eropa.
Ketiganya kompak melanjutkan siklus kenaikan suku bunga dalam keputusan kebijakannya pada Kamis.
Kenaikan suku bunga sebelumnya sudah diekspektasi para investor, Pasar berjangka memperkirakan The Fed akan memperlambat kenaikan laju suku bunga acuan sebesar 50 basis poin demi mengerem kenaikan inflasi.
Namun saham AS bergerak melemah setelah potensi resesi menghantui AS lantaran Gubernur The Fed Jerome Powell pada akhir pekan kemarin mengisyaratkan pengetatan kebijakan suku bunga lanjutan di sepanjang 2023.
"Akhirnya pasar mempertimbangkan bahwa berita buruk seharusnya menjadi hal buruk bagi pasar," kata Dave Wagner, analis ekuitas dan manajer portofolio Aptus Capital Advisors seperti dikutip Reuters.
Adanya pengetatan ini yang kemudian mendorong para pemain pasar mulai meninggalkanWall Street, hingga harga sejumlah aset berisiko seperti indeks saham mengalami kemunduran selama beberapa hari terakhir.