Analis Isyaratkan Waktu yang Pas untuk 'Nyerok' Saham GOTO
Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) tercatat mengalami penurunan sebanyak 76 persen ke level Rp 89 sejak awal melantai
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) tercatat mengalami penurunan sebanyak 76 persen ke level Rp 89 sejak awal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kendati demikian, saham GOTO sudah berbalik arah menguat dengan naik 2,3 persen pada perdagangan hari ini ke level Rp 89, dengan jumlah transaksi 26,87 juta lot senilai Rp 232,91 miliar.
Lalu, kapan waktu yang benar-benar pas untuk mengakumulasi saham GOTO?
Baca juga: Analis: Harga Saham GOTO Setiap Turun Kian Menarik
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, investor bisa mulai akumulasi saham GOTO dengan memperhatikan tiap sentimen yang muncul, terutama di bisnis teknologi digital.
"Kapan waktu yang tepat untuk mengakumulasi, merupakan salah satu cerita mengenai persepsi dan ekspektasi pelaku pasar dan investor terhadap saham GOTO," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, ditulis Rabu (21/12/2022).
Saat ini, lanjut Nico, industri teknologi sedang mengalami penurunan akibat tingginya inflasi yang mendorong tingkat suku bunga mengalami kenaikkan.
Namun, fase tersebut dinilainya tentu akan segera berakhir, apalagi kalau memperhatikan inflasi di Amerika Serikat dan dunia mulai alami penurunan.
"Dengan inflasi mulai turun ini, akan mendorong kenaikkan tingkat suku bunga menjadi jauh lebih terbatas. Tentu kalau kata (Warren) Buffet, belilah ketika orang lain jual, jualah ketika orang lain beli," katanya.
Baca juga: Saham GOTO Kembali Ambrol 6 Persen, IHSG Ikut-ikutan Melemah 0,13 Persen ke 6.801
Menurut dia, selama yakin dengan prospek fundamental dari saham saham teknologi, khususnya GOTO, tentu selagi mengalami koreksi merupakan sebuah pilihan untuk melakukan akumulasi.
"Apalagi kita juga yakin dengan potensi valuasi di masa yang akan datang nantinya. Namun, juga tentu perhatikan antara profilerisiko investor dengan jenis investasinya agar tidak salah memilih," pungkas Nico.