ONS : Kontraksi Inggris Melesat, Jadi Penghambat Pertumbuhan Kelompok G7 di Kuartal III 2022
Pernyataan ini dilontarkan ONS setelah laju inflasi di Inggris melesat ke rekor tertinggi hingga tembus mencapai 10,7 persen pada November 2022
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Kantor Statistik Nasional Britania Raya (ONS) menyebut Inggris adalah salah satu negara Eropa yang menghambat pertumbuhan kelompok G7 selama kuartal ketiga 2022.
Pernyataan ini dilontarkan ONS setelah laju inflasi di Inggris melesat ke rekor tertinggi hingga tembus mencapai 10,7 persen di sepanjang November 2022, lonjakan inflasi yang melanda Inggris mulai terjadi setelah invasi Rusia ke Ukraina makin memanas.
Munculnya invasi lantas membuat pasar global bergejolak dan membuat harga energi serta pangan melesat naik.
Baca juga: Di Bawah Kepemimpinan Ranil Wickremesinghe, Inflasi Sri Lanka Susut Jadi 65 Persen
Alasan ini yang kemudian membuat pasar Inggris ikut terseret kenaikan, dan membuat jutaan masyarakat Inggris mulai mengurangi konsumsi belanja hingga output ekonomi mengalami kemerosotan tajam sebanyak 0,8 persen di sepanjang kuartal ketiga 2022.
Meski pekan lalu, Bank of England telah mengambil langkah agresif dengan menaikkan suku bunga ke level tertinggi 14 tahun sebesar 3,5 persen.
Guna mengekang laju inflasi di tahun depan, namun sayangnya hal tersebut belum cukup mampu menahan kontraksi ekonomi Inggris.
Justru para analis ONS memperkirakan apabila perekonomian negara ini akan semakin anjlok di sepanjang 2023. Bahkan Inggris diproyeksikan jatuh dalam resesi dangkal yang berkepanjangan.
"Ke depan, Inggris kemungkinan akan terus berkinerja buruk. Kami memperkirakan Inggris akan mengalami resesi terdalam di antara ekonomi maju utama pada tahun 2023, karena beratnya tantangan dari kebijakan moneter dan fiskal," kata ekonom Gabriella Dickens dari Pantheon Macroeconomics.
Baca juga: Disarankan Warren Buffet, Ini Lima Strategi Berinvestasi Saat Memasuki Fase Resesi
Ekonomi Inggris yang terus menunjukan kemunduran tak hanya memukul pendapatan fiskal negara ini, namun juga memicu perlambatan pertumbuhan bagi kelompok negara G7.
Tercatat selama kuartal tiga, anggota G7 yang berada di zona Eropa telah membukukan inflasi sebesar 10,6 persen, angka tersebut melonjak tak hanya didorong oleh kenaikan harga pangan dan energi namun karena terpengaruh kenaikan inflasi Inggris.