Pelonggaran Moneter BOJ Gagal Selamatkan Ekonomi Jepang, Inflasi Melonjak Jadi 3,8 Persen
laju inflasi di bulan November jadi yang tertinggi sejak Januari 1991, inflasi di Jepang mulai meroket usai komoditas pangan terkerek
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Inflasi tahunan Jepang melonjak menjadi 3,8 persen di sepanjang November 2022, angka ini melesat lebih tinggi bila dibandingkan dengan inflasi di bulan sebelumnya yang hanya 3,7 persen.
Bahkan laju inflasi di bulan November jadi yang tertinggi sejak Januari 1991, inflasi di Jepang mulai meroket usai komoditas pangan terkerek kenaikan harga di pasar global.
Tercatat selama sebulan terakhir harga pangan khususnya makanan olahan di Jepang melonjak mencapai 3,7 persen. Sementara Inflasi inti, yang tidak termasuk makanan segar dan energi telah melampaui target dengan naik hingga mencapai 2,8 persen, mengutip dari Reuters.
Baca juga: Dolar AS Capai 130 Yen Kembali Pertama Kali Sejak Agustus Lalu Transaksi di Jepang
Lonjakan inflasi terjadi sebagai respon akan sikap dovish bank sentral Jepang (BOJ) yang beberapa bulan terakhir kerap menyerukan pelonggaran moneter dengan mempertahankan suku bunga pada tingkat yang sangat rendah.
Seperti baru – baru ini BoJ melonggarkan suku bunga rendahnya di minus (-) 0,1 persen sambil memperluas target imbal hasil obligasi 10-tahun menjadi sekitar 0,5 persen, dua kali lipat dari batas sebelumnya yakni 0,25 persen.
Kebijakan ini sontak menjadi perhatian publik, lantaran sikap BoJ sangat bertentangan dengan bank sentral lainya seperti The Fed dan ECB yang saat ini tengah fokus mengambil langkah hawkish dengan menaikan suku bunga acuan ke level tertinggi.
Imbas dari kebijakan pelonggaran tersebut membuat likuiditas yang disuntikkan ke perekonomian Jepang menjadi lebih kecil dari biasanya, kondisi ini kian diperparah dengan adanya kenaikan harga komoditas mentah impor dan pelemahan yen. Alasan tersebut yang memicu lonjakan laju inflasi di bulan November hingga melesat lebih tinggi dari bulan sebelumnya .
"Indeks kemungkinan akan naik lebih lanjut, mendekati atau berpotensi naik di atas 4 persen pada Desember sementara IHK inti akan tetap di atas 2 persen pada tahun depan,” jelas ekonom senior di perbankan Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Koya Miyae.
Baca juga: Yen Melonjak ke Level Tertinggi Setelah BOJ Berikan Kejutan pada Perubahan Kebijakan Moneternya
Beragam cara mulai dilakukan BoJ agar kontraksi ekonomi di negaranya dapat landai, salah satunya dengan menyuntikan paket stimulus ekonomi senilai 39 triliun yen. Dengan cara ini BoJ percaya bahwa harga harga pangan dan energi dapat menurun, sehingga laju inflasi dapat mengendur pada Januari tahun depan.
Dengan perkiraan laju inflasi naik mencapai 4 persen pada bulan Desember dan kemudian melambat menjadi 2,7 persen pada kuartal pertama 2023.