UMKM Terhubung ke Industri Dinilai Masih Kecil, Menteri Teten Dorong Pemanfataan KUR Klaster
Melaui KUR Klaster, kesempatan UMKM bermitra bersama usaha besar menjadi tinggi dan dapat menjadi bagian dari rantai pasok industri.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki ingin terus mendorong Kredit Usaha Rakyat (KUR) Klaster agar bisa lebih banyak lagi UMKM menjadi bagian dari industri.
Melaui KUR Klaster, kesempatan UMKM bermitra bersama usaha besar menjadi tinggi dan dapat menjadi bagian dari rantai pasok industri.
Teten mengatakan sekarang UMKM yang terhubung ke rantai pasok industri baru 7 persen. Sedangkan yang baru terhubung ke global value chain sebesar 4,1 persen.
Baca juga: UMKM Binaan BUMN Kolaborasi Beri Bantuan hingga Gelar Bazar untuk Warga Papua
"Kalau kita bandingkan dengan negara tetangga, ini masih relatif kecil. Maka dari itu, KUR Klaster ini terus kita dorong," katanya dalam acara Refleksi 2022 & Outlook 2023 di Gedung KemenKopUKM, Setiabudi, Jakarta Selatan, Senin (26/12/2022).
Kini, Teten bersama Menko Perekonomian sedang ditugaskan oleh Presiden Jokowi dalam hal memperluas kemitraan antara UMKM dan usaha besar melalui pemanfaatan KUR Klaster.
Ia menyebut melalui KUR Klaster ini dapat terjadi kemitraan yang mutualisitk.
"Karena selain dapet akses pembiayaan bagi mitra-mitra mereka, para usaha besar ini bisa dapet insentif pajak," ujar Teten.
KUR Klaster diklaim juga mampu memberi kesempatan UMKM naik kelas.
Melalui kemitraan bersama usaha besar, UMKM dapat memiliki kejelasan dalam hal kepastian pasar. Serta, transfer teknologi, pengetahuan, dan manajemen.
"Melalui transfer tersebut, para UMKM dapat naik kelas, tumbuh berkambang, dan meningkatkan kualitas produksi mereka," kata Teten.
Ia berujar target KUR Klaster pada 2022 masih relatif kecil. Dari nilai alokasi penyaluran KUR dalam pemberdayaan pelaku UMKM sebesar Rp 373 triliun, targetnya masih Rp 4,9 triliun.
Tahun ini, target tersebut sudah terealisasi Rp 4,8 triliun atau sekitar 96.7 persen penyerapannya.
Baca juga: Menteri Teten Klaim Pembangunan SPBUN Mampu Potong 30 Persen Biaya Produksi Nelayan
Menurut Teten, angka itu akan terus ditingkatkan agar potensi UMKM meningkatkan kapasitas usahanya atau naik kelas bisa lebih besar.
Dalam kesempatan sama, Teten menyebut nilai potensi kemitraan antara UMKM dan usaha besar (swasta atau BUMN) masih relatif kecil.
"Tahun 2022, kita sudah kerja sama dengan 17 BUMN dan dua usaha besar. Nilai potensi kemitraan mencapai Rp 224 miliar. Ini masih relatif kecil," ujar mantan Kepala Staf Kepresidenan itu.
Kini, jumlah UMKM yang bermitra dengan usaha besar sebanyak 630 UKM/IKM.
Teten ingin KUR Klaster dapat melipatgandakan angka tersebut pada 2023.
"Kita akan terus fasilitasi pendampingan dan business matching guna mendorong perluasan kemitraan dengan usaha besar, baik BUMN mapun swasta," katanya.