Tingginya Minat Hunian Vertikal Jadi Sentimen Positif Industri Properti pada Tahun Depan
Bank Indonesia mencatat kredit pemilikan rumah dan kredit pemilikan apartemen masih berada dalam tren positif dengan pertumbuhan 8 persen (yoy).
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat Properti Anton Sitorus mengatakan segmen hunian vertikal alias apartemen tetap akan melanjutkan pertumbuhan positif di tahun 2023.
Menurutnya, tingginya minat tehadap apartemen bakal menjadi sentimen positif industri properti tahun depan.
“Target pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,5-5 persen dapat tercapai dengan industri properti memiliki ruang tumbuh,” kata Anton dalam keterangannya, Selasa (27/12/2022).
Anton menilai hunian vertikal akan tetap melanjutkan pertumbuhan positifnya sejak semester dua tahun ini.
Baca juga: Gubernur Bank Sentral China Serukan Penguatan Kebijakan di Sektor Properti
“Pertumbuhan terutama akan terjadi di segmen-segmen residensial dan logistik. Pemulihan ekonomi yang sudah mulai terjadi pada tahun ini saya pikir juga masih akan terus berlanjut,” ucapnya.
Sampai November 2022, Bank Indonesia turut mencatat kredit pemilikan rumah dan kredit pemilikan apartemen masih berada dalam tren positif dengan pertumbuhan 8 persen (yoy).
Sementara secara kuartalan, bank sentral melaporkan pada kuartal III-2022 pertumbuhan mencapai 3,27 persen yang merupakan pertumbuhan paling tinggi sejak 2020, atau setelah pandemi.
Indonesia Property Market Report Q3-2022 mencatat permintaan terhadap apartemen juga tumbuh tinggi sebesar 12,4 persen (QtoQ), namun belum diiringi pertumbuhan pasokan yang tumbuh 3,0 persen (QtoQ).
Sementara itu, indeks harga justru terkontraksi 0,5 persen (QtoQ).
Anton menjelaskan keseimbangan antara pasokan, harga, dan permintaan saat ini memang menjadi tantangan para pengembang apartemen kini hingga tahun depan.
Para pengembang yang dapat mengatasi tantangan ini, niscaya dapat mendorong mendapat respons positif dari pasar.
“Pengembang perlu terus berinovasi dan kreatif. Jabodetabek memiliki sekitar 30 juta penduduk, jika pengembang dapat menghasilkan pasokan apartemen dalam jumlah banyak di tengah permintaan yang tinggi dengan harga yang terjangkau, sudah pasti akan ramai,” sambung Anton.
Anton menambahkan, preferensi masyarakat dalam memilih apartemen utamanya terkait lokasi.