Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Angkutan Udara Indonesia Diprediksi Baru Benar-benar Pulih di 2025

IATA memprediksi jumlah penumpang angkutan udara di Asia Pasifik akan kembali pulih pada tahun 2024.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Angkutan Udara Indonesia Diprediksi Baru Benar-benar Pulih di 2025
WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN
Arus penumpang penerbangan domestik di Terminal 3, Bandara Soetta, Tangerang, Selasa (8/3/2022). WARTA KOTA/NUR ICHSAN 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) memperkirakan, dalam dua tahun ke depan akan terjadi peningkatan angkutan udara di Indonesia

Pada 2025, diperkirakan jumlah angkutan udara akan kembali pulih seperti sebelum pandemi.

Ketua Forum Transportasi Udara MTI Aris Wibowo mengatakan hal itu serupa seperti prediksi IATA yang menyebutkan jumlah penumpang angkutan udara di Asia Pasifik akan kembali pulih pada tahun 2024.

"Pemulihan angkutan udara yang cepat ini harus diantisipasi dengan penyiapan infrastruktur kebandarudaraan yang memadai," katanya dalam konferensi pers Transportation Outlook 2023, Jumat (30/12/2022).

Aris mengatakan peran swasta dalam pembangunan maupun penyelenggaraan bandar udara sangat diperlukan.

Hal itu diperlukan agar mempercepat pembangunan bandara sehingga diharapkan meningkatkan konektivitas maupun mobilitas pengguna jasa angkutan udara di Indonesia. 

Berita Rekomendasi

Ia menyorioti permasalahan aksesibilitas bandara yang harus perlu dipersiapkan secara baik.

"Hingga 2022 ini baru beberapa bandar udara memiliki pilihan moda bebasis rel yakni Bandara Kualanamu (KNO), Bandara Soekarno-Hatta (CGK), Bandara Minangkabau (PDG), dan Bandara Kulonprogo (YIA)," ujar Aris.

Ia menyebut moda berbasis rel yang sudah ada penggunaannya masih sangat rendah.

Baca juga: Maskapai Penerbangan Jetstar Minta Maaf ke Penumpang Usai Pesawatnya Ditolak Mendarat di Bali

Contoh, Bandara Soekarno-Hatta. Pengguna moda angkutan berbasis rel (KA Bandara) diperkirakan hanya 2-3 persen dari total perjalanan menuju dan meninggalkan bandara.

Selebihnya menggunakan moda angkutan jalan (mobil pribadi, taksi, angkutan sewa khusus/online, dan bus).

Baca juga: Turkish Airlines Dinobatkan Sebagai Maskapai Penerbangan Terbaik Versi World Airline Awards Skytrax


"Kondisi ini menyebabkan kepadatan lalu lintas di jalan-jalan akses bandara," kata Aris.

Menurt dia, pada masa mendatang Pemerintah perlu mendorong masyarakat yang akan menggunakan bandara beralih menggunakan moda berbasis rel sehingga mengurangi kemacetan jalan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas