Konsumsi Pertalite Nyaris Tembus 30 Juta Kilo Liter di 2022
BPH Migas menyebutkan, penyaluran Bahan Bakar Minyak jenis Pertalite telah mencapai 29,23 juta kilo liter per 28 Desember 2022.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
![Konsumsi Pertalite Nyaris Tembus 30 Juta Kilo Liter di 2022](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/antrean-di-spbu-kota-malang-pascakenaikan-harga-bbm_20220904_050740.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyebutkan, penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite telah mencapai 29,23 juta kilo liter (KL) per 28 Desember 2022.
Kepala BPH Migas, Erika Retnowati mengatakan, angka penyaluran tersebut setara 97,7 persen dari total kuota Pertalite yang disediakan oleh Pemerintah.
Sementara itu, untuk penyaluran BBM jenis Solar dan Minyak Tanah masing-masing sebesar 17,47 juta KL, dan 485 ribu KL.
"Sampai dengan tanggal 28 Desember 2022 telah tersalurkan JBT jenis minyak solar sebesar 17,47 juta KL atau 97,98 persen dari total kuota 17,83 juta KL," ucap Erika di Kantor BPH Migas Jakarta, Jumat (30/12/2022).
"Kemudian minyak tanah telah tersalurkan sebesar 0,485 juta KL atau 100 persen dari kuotanya. Serta Jenis BBM Khususnya Penugasan (JBKP) Pertalite telah tersalurkan sebesar 29,23 juta KL atau 97,73 persen dari kuota 29,91 juta KL," lanjutnya.
Menurut Erika, konsumsi BBM Pertalite seiring berjalannya waktu terus mengalami peningkatan.
Hal ini sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat setelah pandemi covid-19. Di mana, kegiatan masyarakat mulai menggeliat, itu tentu saja berdampak pada kebutuhan konsumsi BBM.
Baca juga: Harga BBM Pertamina Hari Ini, 30 Desember 2022 di Sejumlah Daerah: Solar, Pertalite Hingga Pertamax
Erika juga mengungkapkan, saat ini BPH Migas bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mendiskusikan terkait penetapan jumlah kuota Pertalite dan Solar untuk 2023.
Ada kemungkinan kuota Pertalite dan Solar di tahun depan bakal lebih besar dibandingkan 2022. Mengingat konsumsinya terus mengalami peningkatan.
"Untuk kuota 2023 masih kita proses, SK-nya (Surat Keputusan) belom kita tandatangani. Awal Januari akan kita umumkan," papar Erika.
"Tapi yang jelas akan ada peningkatan demand terhadap BBM jenis ini," pungkasnya.