Tingkatkan Devisa Negara, Kopi Robusta Asal Subang Kembali Diekspor ke Mesir
Melalui program Desa Devisa Kopi Subang, LPEI telah mengantarkan ekspor kopi robusta sebanyak 19,2 ton ke Mesir, pada pertengahan Desember 2022.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank mendorong berbagai komoditas unggulan di Tanah Air untuk menembus pasar internasional.
Melalui program Desa Devisa Kopi Subang, LPEI telah mengantarkan ekspor kopi robusta sebanyak 19,2 ton ke Mesir, pada pertengahan Desember 2022.
Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI Gerald Grisanto mengatakan, ekspor ini merupakan kali keduanya yang telah dilakukan oleh Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah.
Baca juga: Strategi KKP Genjot Produktivitas Rumput Laut untuk Tingkatkan Devisa
Menurutnya, sejak pendampingan dan pelatihan yang telah diberikan LPEI kepada para petani kopi Subang, jumlah pendapatan desa meningkat sebesar 60 persen dari sebelumnya.
“LPEI sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan RI terus membuka lebar potensi ekspor komoditas unggulan daerah melalui program Desa Devisa. Melalui program ini, kami berkomitmen mewujudkan ekosistem ekspor yang berkelanjutan hingga menciptakan kepastian hasil panen bagi petani,” ujar Gerald dalam keterangannya, Sabtu (31/12/2022).
Gerald berharap, program Desa Devisa ini dapat meningkatkan kesejahteraan warga desa dan memperkuat kualitas maupun kuantitas, serta daya saing komoditas yang sesuai dengan standar ekspor sehingga dapat terus eksis di tingkat global.
Selain kopi robusta, Desa Devisa ini memiliki komoditi unggulan lain, yaitu kopi arabika yang juga telah berhasil diekspor sebanyak 18 ton ke Arab Saudi pada 2021.
Adapun komoditas kopi dibudidayakan oleh 208 petani di bawah naungan Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah yang tersebar di 6 desa, yaitu Cisalak, Nagrak, Cupunagara, Darmaga, Sukakerti, dan Pasanggrahan.
Baca juga: BPOM Tarik Produk Kopi Saset Starbucks Karena Tak Kantongi Izin Edar
Gerald melanjutkan, program Desa Devisa ini telah disesuaikan dengan kebutuhan para petani kopi Subang, beserta koperasi dalam mengelola lahan produksi dan menjalankan bisnisnya.
“Pendampingan Desa Devisa Kopi Subang difokuskan pada tiga aspek, yaitu akses pasar, kapasitas produksi, dan pencatatan keuangan. Pelatihan yang kami berikan diharapkan dapat memperluas akses pasar ekspor, meningkatkan kemampuan budidaya dan pengolahan tanaman kopi, dan menyempurnakan prosedur penyusunan laporan keuangan,” jelas Gerald.
Ke depannya, LPEI akan terus mengambil langkah konkrit dalam menciptakan ekosistem ekspor yang terbentuk dari desa-desa di berbagai daerah di Indonesia yang mampu secara konsisten berkontribusi terhadap peningkatan devisa negara.
Baca juga: Banjarnegara Optimalkan Program Upland untuk Integrasikan Ternak Domba dan Budidaya Kopi
“Kami harap Desa Devisa Kopi di Subang dapat menjalankan ekspor selanjutnya dengan segera,” tutur Gerald.