Alan Greenspan: AS Tak Bisa Hindari Resesi Jika The Fed Terus Ambil Langkah Hawkish
Alan Greenspan mengatakan Amerika Serikat tak akan bisa menghindari dampak resesi di sepanjang tahun 2023 jika The Fed terus mengambil langkah hawkish
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Mantan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed) Alan Greenspan mengatakan, Amerika Serikat tak akan mungkin menghindari dampak resesi di sepanjang tahun 2023, apabila bank sentral terus mengambil langkah hawkish.
Alan Greenspan saat ini menjabat sebagai penasihat ekonomi senior di Advisors Capital Manajemen, setelah dua bulan terakhir laporan keuangan Amerika menunjukkan tanda – tanda perlambatan ekonomi yang tajam.
"Saya tidak berpikir itu akan menjamin pembalikan The Fed yang cukup besar untuk menghindari setidaknya resesi ringan," ujar Greenspan seperti yang dikutip dari Bloomberg.
Melonjaknya harga pangan dan energi di pasar global selama tahun 2022 telah memicu terjadinya kenaikkan laju inflasi di sejumlah negara tak terkecuali AS.
Bahkan, di September tahun lalu laju inflasi Amerika melesat jadi 9,1 persen pada Juni 2022, tertinggi dalam 41 tahun terakhir.
Kenaikan ini yang kemudian mendorong The Fed untuk menaikkan suku bunga selama tujuh bulan berturut-turut, dimulai dari Maret lalu dimana The Fed mengumumkan kenaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Kemudian di bulan Mei 2022 The Fed kembali memperketat kebijakan dengan membawa suku bunga ke kisaran 50 basis poin.
Melanjutkan kenaikkan di bulan sebelumnya selama Juni, Juli, September, dan November The Fed kembali memacu suku bunga dengan masing – masing kenaikkan sebanyak 75 persen.
Baca juga: Terimbas Resesi AS, Kekayaan Elon Musk Hingga Zuckerberg Menyusut
Tak berhenti di situ. Guna menekan laju inflasi pada Desember lalu Pejabat The Fed dilaporkan mengerek suku bunga sebesar 50 basis poin.
Sikap agresif ini lantas membuat suku bunga The Fed secara kumulatif di sepanjang 2022 suku bunga naik sebesar 425 bps.
Sayangnya pengetatan tersebut makin memicu munculnya perlambatan ekonomi di Amerika.
Baca juga: Sinyal Resesi AS, CELIOS Beri Lima Saran Kebijakan Ini Untuk RI
Kondisi ini diprediksi makin parah, setelah The Fed bertekad untuk memperpanjang sikap hawkish dengan kembali menaikkan laju suku bunga lebih lanjut di sepanjang 2023, sampai inflasi AS menurun ke level 2 persen.
Pernyataan tersebut yang kemudian membuat Greenspan gencar menyerukan langkah pelonggaran pada The Fed dengan menurunkan suku bunga sambil diselingi upaya kenaikan upah dan perluasan pekerjaan, agar inflasi di Amerika dapat meredam.
Dengan demikian, kontraksi pada perekonomian masyarakat AS dapat berangsur pulih.