Ajarkan Santri Bisnis Digital, Shopee Barokah Hadirkan Program “Dari Pesantren untuk Pesantren”
Program “Dari Pesantren untuk Pesantren” menjadi perwujudan komitmen #ShopeeAdaUntukSemua dalam mendorong dampak positif dari teknologi.
Penulis: Nurfina Fitri Melina
Editor: Vincentius Haru Pamungkas
TRIBUNNEWS.COM - Mendukung pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan di lingkungan pesantren, Shopee Barokah, one-stop platform pendukung gaya hidup Islami milik Shopee, menghadirkan program “Dari Pesantren untuk Pesantren”.
Direktur Shopee Barokah, Bukhori Muslim mengatakan, program “Dari Pesantren untuk Pesantren” menjadi perwujudan komitmen #ShopeeAdaUntukSemua dalam mendorong dampak positif dari teknologi. Hal ini sejalan dengan program pemerintah dalam pemerataan dan peningkatan literasi digital santri menuju era Society 5.0.
“Shopee Barokah ingin menjadi media yang mempertemukan produk-produk unggulan buatan santri kepada seluruh masyarakat Indonesia melalui teknologi digital kami,” ungkapnya.
Bukhori menjelaskan, selama ini para santri yang telah memiliki produk, hanya menjualnya di lingkungan pesantren. Padahal, banyak produk santri memiliki kualitas yang mampu bersaing secara nasional.
Maka dari itu, program ini salah satunya diwujudkan dengan memberikan pelatihan bisnis digital untuk para santri yang dikenal telah memiliki produk kreatif, namun belum memiliki pasar yang luas.
“Kami berharap program ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para santri untuk bisa memotivasi dan mengajarkan santri-santri lain di lingkungannya agar bersama bisa berkembang melalui peningkatan literasi digital yang kami berikan,” jelas Bukhori.
Saatnya santri melek bisnis digital
Pelatihan bisnis digital ini telah digelar secara tatap muka di pondok pesantren di empat daerah, yaitu Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur; Pondok Pesantren Al - Ittifaq, Ciwidey, Jawa Barat; Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang, Jepara; dan Pondok Pesantren Tahfidz Wa Ta’limil Qur’an Masjid Agung Surakarta, Jawa Tengah.
Salah satu Santri dari Pondok Pesantren Al-Muayyad Solo, Abdul Rozaq, memiliki produk berupa sarung batik hasil buatan Santri.
Produknya sudah dijual antar teman dan lingkungan pesantren namun belum melalui online. Abdul mengatakan, dirinya ingin mencoba memaksimalkan usaha online setelah mengikuti pelatihan ini.
“Saya bersyukur sekali bisa mendapatkan pengetahuan berbisnis online ini. Saya akan praktikkan setelah ini. Sehingga produk sarung batik saya mendapatkan pasar yang lebih luas lagi dan tepat sasaran melalui Shopee Barokah,” jelas Abdul saat mengikuti pelatihan di Pondok Pesantren Tahfidz Wa Ta’limil Qur’an Masjid Agung Surakarta, Jawa Tengah.
Pelatihan bisnis digital yang dilakukan di pondok pesantren ini juga merupakan hal yang pertama bagi Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur.
Direktur Utama Perekonomian Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan, Anas Alhifni atau yang biasa disapa Gus Anas, mengatakan pelatihan ini memberikan pemahaman baru yang dibutuhkan santri di era digital saat ini.
“Sudah saatnya santri melek teknologi terutama bisnis online. Karena secara sumber daya, santri jauh lebih punya karakter. Namun, memang pengetahuan dan pengalaman dalam hal teknologi yang masih sangat terbatas. Sehingga ini menjadi kesempatan untuk santri bisa mengembangkan pemahaman ini yang selama ini belum banyak didapat,” ungkap Gus Anas.