Menteri Bahlil: Tahun Depan Sudah Ada Baterai Mobil 'Made In' Indonesia
Pembuatan formulasi dan pembangunan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dipastikan terus berjalan.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pembuatan formulasi dan pembangunan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dipastikan terus berjalan.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menargetkan pada tahun depan sudah ada baterai kenderaan listrik "made in" Indonesia.
"Sudah menjadi komitmen pemerintah dalam mendorong pembangunan ekosistem kendaraan listrik," kata Bahlil Lahadalia dalam keterangan tertulis, Jumat (13/1/2022).
Baca juga: Penjualan Tesla di China Anjlok 41 Persen Imbas Dicabutnya Insentif Pembelian Mobil Listrik
"Direncanakan tahun 2024 produksi kita sudah mulai berjalan di semester pertama 2024 yang akan dibangun oleh LG di Karawang," ucap Bahlil dalam keterangan tertulis, Jumat (13/1).
Kemudian konstruksi ekosistem baterai kendaraan listrik dari hulu sampai ke hilir. Antara LG Electronics dan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) akan dimulai pada tahun ini.
Terkait hal tersebut, ke depan pemerintah akan melakukan pembatasan terhadap pembangunan smelter yang tidak berorientasi pada green energy.
Hal tersebut sebagai bentuk kepedulian pemerintah dalam melakukan penataan terhadap pembangunan produk yang berorientasi pada energi hijau dan industri hijau.
"Ke depan, kita akan melakukan pembatasan terhadap pembangunan smelter yang tidak berorientasi pada green energy," kata Bahlil.
Saat ini, pemerintah tengah mengatur formulasi sweetener untuk membangun industri kendaraan listrik yang kompetitif.
Dimana nantinya, pembangunan ekosistem kendaraan listrik dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Baca juga: Calon Pemain Motor Listrik Baru Ini Rangkul Gotion Kembangkan Baterai Kendaraan Listrik
"Menyangkut dengan mobil, dengan motor, kita lagi mengatur formulasinya tentang sweetener, model apa yang paling pantas dan kompetitif untuk bisa kita bangun.
Jadi ke depan yang kita bangun itu adalah ekosistem pembangunan EV dan motor itu ranah penciptaan lapangan pekerjaan," ujarnya.
Bahlil melihat, Indonesia memiliki pangsa pasar kendaraan listrik yang besar. Oleh karena itu, kesempatan besar tersebut harus terus terjaga.
Baca juga: Hyundai Akan Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia pada Semester I 2023
Ke depan pemerintah juga menargetkan dapat masuk ke ranah ekspor untuk kendaraan listrik.
"Indonesia nggak boleh kalah, kita punya pasar yang besar.
Jangan sampai pasar kita itu dilakukan penetrasi dengan produk-produk dari luar negeri, kita harus jaga.
Yang kedua adalah, kita juga mampu melakukan penetrasi pasar ekspor," imbuh Bahlil.
(Siti Masitoh/Khomarul Hidayat)