Ada Ancaman Resesi hingga Belum Punahnya Pandemi, Pengusaha Hotel dan Restoran Masih Ketar-ketir
Para pengusaha hotel dan restoran mengaku masih sangat khawatir terkait adanya sejumlah ancaman yang menghantui kinerja operasional di 2023.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para pengusaha hotel dan restoran mengaku masih sangat khawatir terkait adanya sejumlah ancaman yang menghantui kinerja operasional di 2023.
Ketua Badan Pengurus Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD PHRI) DKI Jakarta, Sutrisno Iswanto mengungkapkan, ancaman tersebut mulai dari resesi global, serta belum punahnya pandemi Covid-19.
Diketahui, kinerja bisnis hotel dan restoran dalam 3 tahun belangkangan terkena pukulan telak imbas adanya pembatasan mobilitas untuk mencegah rantai penularan Covid-19.
Baca juga: Agen Wisata Kebanjiran Pesanan Liburan ke Jepang, Program Spesial Langsung Disiapkan untuk Awal 2023
Sehingga banyak pengusaha di sektor tersebut yang gulung tikar dampak dari tidak adanya pemasukan.
"Resesi global hampir dipastikan akan terjadi, setidaknya di tahun 2023 walaupun durasi dan besar pengaruhnya terhadap hotel dan restoran belum dapat diprediksi secara baik," ucap Sutrisno dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (17/1/2023).
"Selain resesi global, industri pariwisata hotel dan restoran saat ini juga dihantui dengan munculnya varian baru Covid-19. Di China ledakan kasus baru karena munculnya varian Omicron BF.7," sambungnya.
Untuk itu, lanjut Sutrisno, pihaknya mengirimkan sejumlah rekomendasi kepada Pemerintah.
PHRI mengharapkan agar pemerintah prudent menjaga permintaan dengan kebijakan fiskal dan moneter yang terarah dan efektif untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan mengurangi beban biaya bagi industri, terutama sektor hotel dan restoran.
Kemudian, terkait adanya ancaman Covid-19 varian BF.7, Pemerintah didorong perlu memeratakan peningkatan vaksinasi hingga dosis 3 (booster), serta menggalakkan protokol kesehatan dengan baik.
Baca juga: Rekomendasi Wisata Anti Mainstream di Bali, Wajib Coba!
Tak sampai di situ, Sutrisno juga mengungkapkan bahwa hotel dan restoran sangat bergantung pada arus lalulintas perjalanan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
"Karena itu, pemulihan arus lalulintas penerbangan baik domestik maupun internasional dengan penerbangan berbiaya murah dan adanya maskapai penerbangan yang lebih banyak merupakan usulan kongkrit kami," pungkas Sutrisno.