Perlambatan Ekonomi Global Bikin Barang Made In China Alami Penurunan
Pemulihan China dinilai akan jauh lebih sulit, karena perekonomian global juga tidak mendukung proses pemulihan tersebut.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, China melakukan strategi dual circulation, yakni ingin mendorong konsumsi dalam negeri dan luar negeri.
Meskipun pada kenyataannya dalam negeri justru mengalami penurunan, sehingga perubahan strategi akan menjadi salah satu poin yang sangat penting untuk dilakukan.
"Apalagi kalau kita perhatikan, perlambatan ekonomi global juga telah membuat barang-barang buatan China mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir," ujar dia melalui risetnya, Rabu (18/1/2023).
Baca juga: Dihadiri 130 Negara, Berikut Tokoh Dunia yang Datang ke Forum Ekonomi Dunia 2023
Pemulihan China dinilai akan jauh lebih sulit, karena perekonomian global juga tidak mendukung proses pemulihan tersebut.
"Karena dunia juga sedang keadaan yang tidak baik baik saja. Yuk kita sama sama nantikan, kira kira apa yang akan dilakukan China untuk mengubah masa depannya ya," kata Nico.
Adapun yang harus dilakukan untuk tahun 2023 ini, yakni prioritas pemulihan ekonomi jelas akan menjadi agenda penting Presiden Xi Jinping dan jajarannya.
Nico menambahkan, fokus utama mereka adalah peningkatan konsumsi dan investasi di dalam negeri dengan memberikan lebih banyak stimulus fiskal dan moneter.
Tidak hanya itu saja, pelonggaran kebijakan juga akan dilakukan oleh industri teknologi dan berusaha mengembalikan situasi dan kondisi pasar properti.
"Kami melihat ada harapan kuartal II 2023 apabila Covid dapat dikendalikan, perekonomian China dapat kembali kepada jalur pemulihannya. Pertumbuhan ekonomi akan lebih banyak bergantung terhadap produktivitas, bukan lagi mengandalkan konsumsi dalam negeri," pungkasnya.