Tahun Politik, Bisnis Ini yang Diprediksi Bakal Moncer
Seperti diprediksikan oleh Mandiri Sekuritas, ada potensi tambahan uang jelang Pemilu yang mencapai kisaran Rp 118,9 triliun hingga Rp 270,3 triliun.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Memasuki tahun politik, dianggap sebagai tahun yang menguntungkan bagi perekonomian.
Seperti diprediksikan oleh Mandiri Sekuritas, ada potensi tambahan uang jelang Pemilu yang mencapai kisaran Rp 118,9 triliun hingga Rp 270,3 triliun.
Angka ini setara dengan 0,6 persen sampai 1,3% produk domestik bruto (PDB) nasional.
Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira melihat beberapa sektor industri akan mendapatkan berkah dari belanja pemilu tersebut.
Baca juga: Mendag Lakukan Kunjungan Bilateral ke Arab Saudi, Jalin Kerja Sama Penguatan Ekonomi
“Momen pemilu bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha untuk meningkatkan omzet,” kata Bhima saat dihubungi Kontan.co.id.
Beberapa sektor yang akan tumbuh pesat selama pemilu mencakup percetakan, periklanan dan pakaian jadi yang terkait atribut kampanye.
Lebih lanjut, sektor perhotelan, ruang pertemuan dan restoran pun akan meningkat pendapatannya lantaran digunakan sebagai tempat konsolidasi politik.
Sementara untuk sektor bisnis sewa mobil atau bisnis jasa transportasi biasanya 6 bulan sebelum tahapan pemilu.
“Mereka akan mulai kebanjiran order dari para tim sukses dan calon legislatif,” tutupnya.
Momentum Industri Tertentu
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai, momentum tahun politik akan menguntungkan sejumlah sektor industri tertentu.
Di sisi lain, para pelaku usaha juga menganggap pemilu sebagai salah satu faktor penentu langkah ekspansi bisnis di kemudian hari.
Besarnya jumlah uang tersebut tak lepas keberadaan hajatan tiga pemilu sekaligus pada 2024 yakni pemilihan presiden, pemilihan DPR dan DPRD, dan pemilihan kepala daerah.
Baca juga: Dapat Masukkan dari Utusan Presiden AS, Luhut: Jangan Pernah Mengganggu Pertumbuhan Ekonomi RI
Koordinator Wakil Ketua Umum III Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia Shinta Kamdani menyampaikan, secara historis dalam 10 tahun-15 tahun terakhir, peredaran dana kampanye pemilu acap kali menguntungkan bagi sektor-sektor jasa seperti media dan komunikasi, perhotelan, konsultasi dan profesi, hingga perjalanan dan transportasi.