Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Guru Besar IPB: Tidak Ada Mafia, Harga Beras Mengalami Kenaikan Karena Kesalahan Bulog Sendiri

Naiknya harga beras justru disebabkan cadangan beras pemerintah pada akhir 2022 yang mengalami kekurangan.

Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Guru Besar IPB: Tidak Ada Mafia, Harga Beras Mengalami Kenaikan Karena Kesalahan Bulog Sendiri
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Guru Besar IPB, Dwi Andreas Santosa (kiri). Ia menyakini kenaikan harga beras bukan disebabkan mafia beras, tetapi akibat penyerapan Bulog yang tidak maksimal. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat sekaligus Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa menyakini kenaikan harga beras bukan disebabkan mafia beras, tetapi akibat penyerapan Bulog yang tidak maksimal.

Menurut Andreas, naiknya harga beras justru disebabkan cadangan beras pemerintah pada akhir tahun 2022 yang mengalami kekurangan.

"Gejolak yang terjadi karena kesalahan dari Bulog sendiri. Karena serapan sangat rendah. Sehingga di akhir tahun stok Bulog hanya sekitar 500 ribu ton. Padahal idealnya kalau menurut saya 1,5 juta ton stok akhir tahun," kata Dwi Andreas saat dihubungi Tribunnews, Senin (23/1/2023).

Baca juga: Harga Beras Mahal, Buwas Sebut Ada Mafia, Pedagang: Tangkap Saja, Bulog Harus Kontrol Penyaluran

Andreas mengatakan, atas dasar itu harga beras hingga saat ini masih belum menunjukan adanya penurunan. Dia meminta Bulog untuk jangan lagi memberikan informasi yang belum tentu adanya.

"Itu kesalahan siapa? Kesalahan Bulog. Lalu, melemparkan isu yang aneh-aneh. Itulah bagi saya enggak usah lagi hal seperti itu, sudah disadari bahwa ini kesalahan pemerintah jangan melemparkan kesalahan yang ada ke orang lain," paparnya.

Andreas menegaskan, sebaiknya pemerintah menyadari bahwa naiknya harga beras bukan disebabkan oleh mafia beras. Namun, stok beras yang kurang sehingga berdampak pada harga beras.

Berita Rekomendasi

Namun, kata Andreas, seandainya ditemukan adanya oknum-oknum yang diduga mafia beras lebih baik segera ditangkap.

"Kalau orang pemerintah bilang seperti itu, kan gampang tinggal ditangkap kalau ada mafia nya. Itu aja. Lebih baik, disadari bahwa ini kesalahan pemerintah kenapa kok stoknya sangat rendah," tegasnya.

Terakhir, Andreas memaparkan, harga beras akan terus naik hingga akhir Januari 2023. Andreas mengatakan, pada bulan Februari 2023 dia memprediksi harga beras akan menurun.

"Ya enggak benar (mafia beras) sama sekali. Harga itu selalu bergerak musiman. Biasanya pasca Juli harga sudah mulai naik. Karena terjadi defisit antara panen dan konsumsi," ucap dia.

"Jadi harga akan mulai naik terus, nanti puncaknya sampai bulan ini. Bulan depan (Februari) sudah mulai turun, karena sebagian sudah memasuki musim panen," lanjutnya.

Untuk diketahui, jika dilihat berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangab Strategis Nasional (PIHPSN) per tanggan 23 Januari 2023 harga beras kualitas medium I Rp 12.500, beras kualitas medium II Rp 12.200, beras kualitas super I Rp 14.100 dan beras kualitas super II Rp 13.550.

Duga Mafia

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas