Jokowi Targetkan Investasi Rp 1.400 Triliun di 2023, Bahlil: Presiden Memang Seng Ada Lawan
Kata Bahlil, pencapaian nilai investasi 2023 bakal dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang tidak menentu dan kondisi domestik
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan ada dua tantangan untuk mencapai nilai investasi yang ditargetkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sebesar Rp 1.400 triliun.
Kata Bahlil, pencapaian nilai investasi 2023 bakal dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang tidak menentu dan kondisi domestik yang sudah memasuki tahun politik.
Baca juga: Realisasi Investasi 2022 Lampaui Target, Menteri Bahlil: Awalnya Banyak yang Pesimis
"Yes, jujur saja. Tahun 2023 adalah tahun berat bagi republik Indonesia. Bapak Presiden Jokowi itu memang seng ada lawan. Jadi beliau itu selalu optimis yang terukur dan Bapak Presiden itu suka tantangan," kata Bahlil kepada wartawan usai Konferensi Pers, di Jakarta, Selasa (24/1/2023).
Meski begitu, Bahlil mengaku pihaknya bakal bekerja keras untuk mencapai nilai investasi yang ditargetkan Presiden Jokowi sebesar Rp 1.400 triliun.
Baca juga: Realisasi Investasi Kuartal IV 2022 Tembus Rp 314,8 Triliun, Bahlil: Pertumbuhan Indonesia Terang
"Ini sudah sangat paten mudah-mudahan target tahun ini Rp 1.400 triliun bisa tercapai, tambah kerja ekstra untuk capai ini," tegasnya.
Lebih lanjut, Bahlil mengatakan, kondisi ekonomi global yang sulit diprediksi bakal menambah kompetisi kuat antara negara berkembang lainnya untuk mendapat investor.
"Jadi di satu sisi adalah kondisi global yang enggak bagus, di sisi lain terjadi kompetisi yang maksimal antar sesama negara untuk menarik foreign direct investment (FDI). Terutama bagi negara-negara berkembang," ucapnya.
Terakhir, Bahlil mengaku, dalam berbagai laporan dari lembaga dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai cukup baik bahkan tumbuh 4,8 persen sampai 5 persen.
Namun, Bahlil menegaskan, jumlah tersebut dinilai bakal berubah terlebih Indonesia sudah memasuki tahun politik.
"Artinya kita hampir bisa dikatakan secercah harapan yang baik lah untuk tidak sama dengan kondisi ekonomi global," kata dia.
"Satu hal kita puya persoalan. Tahun 2023 itu tahun politik, namanya tahun politik biarpun mau sumpah potong kucing itu pasti ada perasaan wait and see, ini outlook 2023. Nah caranya bagaimana, kita harus menjaga stabilitas," lanjutnya.