Selasa Pagi, Rupiah Melemah Tipis di Level Rp 14.990 per Dolar AS
Pengamat Pasar Keuangan Ibrahim Assuaibi sebelumnya mengatakan, rupiah hari ini masih akan berfluktuasi dan cenderung menguat.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di level Rp 14.990 pada Selasa (31/1/2023) pagi pukul 10.07 WIB.
Jika dicermati lebih detail, nilai tukar mata uang Garuda menguat tipis 19 poin.
Di mana sebelumnya pada kemarin (30/1/2023), nilai tukar rupiah di level Rp 14.971.
Baca juga: Gubernur Bank Indonesia: Jaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Lewat Optimalisasi Devisa
Pengamat Pasar Keuangan Ibrahim Assuaibi sebelumnya mengatakan, rupiah hari ini (31/1/2023) masih akan berfluktuasi dan cenderung menguat.
"Dalam perdagangan sore (kemarin), mata uang rupiah ditutup menguat 14 point walaupun sebelumnya sempat menguat 15 point di level Rp 14.971 dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.985," ucap Ibrahim dalam analisanya, Senin (30/1/2023).
"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp 14.950 hingga Rp 14.990," sambungnya.
Ibrahim juga membeberkan pelemahan rupiah pada kemarin dipengaruhi sejumlah faktor, baik eksternal maupun internal.
Baca juga: Rupiah Pekan Depan Berpotensi Tersungkur, Pengamat Sebut Bakal Tembus Rp 15.000 per Dolar AS
Untuk faktor eksternal, fluktuasi rupiah terdorong sentimen indeks dolar AS dan wacana kebijakan The Fed terkait suku bunga.
Sementara untuk faktor internal, pengutan rupiah terdorong Bank Indonesia (BI) yang mengakui tetap waspada dan optimistis untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia dalam menghadapi gejolak global yang tidak menentu.
Pertumbuhan ekonomi di 2023 diperkirakan di kisaran 4,5-5,3 persen, kemungkinan bisa mengarah ke 5 persen. Hal tersebut terjadi jika konsumsi masyarakat meningkat signifikan.
Sedangkan inflasi inti pada semester pertama 2023 dipastikan berada di bawah 4 persen. Kemudian inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran di bawah 4 persen pada semester kedua 2023. Dibandingkan dengan negara-negara didunia yang inflasinya masih tinggi.